Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat M. Panggabean mengungkapkan,”Setiap anggur Shine Muscat dari China harus melewati serangkaian pengujian laboratorium yang terakreditasi, baik di negara asal maupun di Indonesia,” (Photo, Dok: Shanty Rd)
Analisnews.co.id, JAKARTA – Dalam langkah proaktif menjaga kesehatan masyarakat, Badan Karantina Indonesia (Barantin) bersama otoritas keamanan pangan nasional, seperti Badan Pangan Nasional dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), menggelar konferensi pers untuk membahas isu keamanan anggur Shine Muscat asal China. Setelah mencuatnya laporan dari Thailand terkait residu pestisida, Barantin memastikan bahwa setiap anggur yang masuk ke Indonesia telah melalui proses pengawasan yang sangat ketat.
Mengapa isu ini menarik perhatian?
Anggur Shine Muscat bukan sekadar buah impor biasa; ia menjadi simbol komitmen Indonesia dalam menjaga standar keamanan pangan global. Dalam konferensi pers tersebut, Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat M. Panggabean mengungkapkan, pengawasan dimulai jauh sebelum buah tersebut tiba di pelabuhan Indonesia. “Setiap anggur Shine Muscat dari China harus melewati serangkaian pengujian laboratorium yang terakreditasi, baik di negara asal maupun di Indonesia,” ujarnya, Senin (05/11/2024) di Nusantara 1 Lantai 2 Kementan
Keunikan dari upaya ini terletak pada koordinasi lintas negara yang rapi dan konsisten. Sebanyak 20 laboratorium di China telah diakui dan terdaftar oleh Barantin untuk melakukan pengujian awal terhadap residu pestisida, logam berat, dan mikroba. Ketika tiba di Indonesia, proses pemeriksaan dokumen, pengambilan sampel, dan pengujian ulang menjadi langkah terakhir sebelum buah tersebut dinyatakan layak dikonsumsi.
Hasilnya? Tidak ditemukan residu pestisida yang melebihi ambang batas. Temuan ini juga selaras dengan hasil pengujian otoritas di Malaysia dan Singapura, yang semakin memperkuat kepercayaan bahwa anggur Shine Muscat aman untuk dikonsumsi.
Namun, Badan Karantina Indonesia tidak berhenti di sini. Mereka mengingatkan pentingnya konsumsi buah lokal yang tidak kalah kualitasnya dan memberikan tips praktis kepada masyarakat untuk mencuci buah dengan baik sebelum dikonsumsi.
Dalam era globalisasi pangan ini, Badan Karantina Indonesia menunjukkan bahwa perlindungan terhadap konsumen tetap menjadi prioritas utama. Langkah-langkah ini tidak hanya memberikan rasa aman bagi konsumen, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan pangan internasional.
Bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang keamanan pangan, Badan Karantina Indonesia membuka pintu informasi melalui kantor-kantor karantina yang tersebar di seluruh Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat terus meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan pangan di tanah air.
Reporter: Shanty Rd