Example 728x250
Terkini

Sequis Dorong Pasien Diabetes untuk Mengobati dan Mengelola Diabetes

×

Sequis Dorong Pasien Diabetes untuk Mengobati dan Mengelola Diabetes

Sebarkan artikel ini
Image 14 Nov Artikel Diabetes September 2024

Analisnews.co.id
Jakarta,
Penyakit diabetes melitus dapat menjadi pintu bagi komplikasi serius jika tidak
dikelola dengan baik, seperti penyakit jantung dan stroke.

Namun, masih banyak
yang menganggap diabetes sebagai penyakit yang umum terjadi sehingga banyak
yang abai pada gejala awal dan ketika sudah terdiagnosis diabetes masih juga tidak
rutin minum obat dan kontrol ke dokter.
Head of Underwriting & New Business Document Imaging Management Sequis
Life Fridolin Seto Pandu mengajak masyarakat meningkatkan kesadaran individu
dan kolektif dalam rangka mencegah, mengobati, dan mengelola kondisi diabetes.
Hal ini karena jika tidak dikontrol, pasien akan menanggung sakit dan keluarganya
pun akan menanggung kerugian ekonomi jangka panjang. Hal ini karena komplikasi
penyakit dapat menyebabkan pasien tidak dapat beraktivitas dengan baik dan bisa
kehilangan pekerjaan.
Demi memitigasi kerugian ekonomi karena penyakit termasuk akibat diabetes maka
masyarakat Indonesia perlu memperkuat finansial sejak usia produktif dan saat tubuh
masih sehat. Salah satu cara membangun dan memperkuat finansial yang kuat
adalah dengan memiliki asuransi kesehatan. Untuk itu, Sequis Life mendorong
masyarakat melakukan mitigasi terhadap risiko kerugian finansial akibat diabetes
dengan berasuransi sebab biaya pengobatan dan perawatan pasien dengan
komplikasi akibat diabetes tidaklah sedikit. Penanganan medis yang lebih intens
dapat berdampak pada kondisi finansial.

Faktor ekonomi seringkali menjadi alasan terhambatnya proses pengobatan dan
pengelolaan diabetes. Terutama bila diabetes sudah berkembang menjadi penyakit
kronis. Sedangkan jika sudah memiliki asuransi kesehatan maka pasien bisa
mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai, dapat fokus menjalankan
pengobatan tanpa khawatir soal biaya pengobatan, dan finansial tetap terjaga.
Klaim kesehatan terkait diabetes yang telah dibayarkan Sequis Life hingga Oktober
2024 (year to date) sebesar lebih dari Rp4.2 miliar untuk 425 kasus.

Salah satu asuransi kesehatan yang diusung Sequis Life agar masyarakat dapat
mengatasi hambatan biaya pengobatan sekaligus menjaga kondisi finansial dengan
menghadirkan Asuransi Sequis Q Infinite MedCare Shield Rider (IMC Shield)
dengan limit pertanggungan kesehatan mencapai Rp12 miliar per tahun polis.
Selama pengobatan, pasien bisa merasa nyaman dan eksklusif karena IMC Shield
menyediakan manfaat 1 (satu) tempat tidur terendah untuk rawat inap. Ada
penggantian biaya rawat jalan setelah rawat inap termasuk biaya konsultasi gizi.

Manfaat ini tentu diperlukan oleh pasien diabetes. Jika terdapat gangguan penyakit
kritis atau tiba-tiba mengalami kondisi serius yang memerlukan pertolongan pertama
maka IMC Shield bisa diandalkan karena tersedia manfaat penggantian IGD untuk
kondisi darurat yang tidak memerlukan rawat inap. Terdapat juga manfaat unit
perawatan intensif (ICU) untuk penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner
dan manfaat perawatan di unit perawatan intensif medis (MICU).
Peringatan Hari Diabetes Sedunia pada 14 November 2024 ini menjadi pengingat
bahwa diabetes melitus telah menjadi salah satu masalah kesehatan global yang
paling cepat berkembang pada abad ke-21. Diperkirakan 537 juta orang dewasa
(20-79 tahun) di seluruh dunia hidup dengan diabetes. Hal ini dinyatakan oleh
International Diabetes Federation (IDF) dalam Atlas edisi ke-10 tahun 2021. Jumlah
ini diproyeksi dapat bertambah menjadi 643 juta orang dewasa pada tahun 2030 dan
bisa bertambah lagi menjadi 783 juta pada tahun 2045. Jumlah penderita diabetes ³
dapat terus bertambah karena masih banyak yang tidak terdeteksi.

Penyebab risiko diabetes selain disebabkan oleh faktor genetik, pencetus lainnya
adalah gaya hidup tidak sehat. Diantaranya, pola makan yang buruk dengan
kandungan tinggi karbohidrat, sering mengonsumsi makanan cepat saji, kebanyakan
asupan gula, berat badan berlebihan dan kurang bergerak, serta sering terpapar
asap rokok. Menjadi persoalan karena meskipun sudah mengetahui gaya hidup yang
buruk dapat membahayakan kesehatan, tetapi pola perilaku harian masyarakat
cenderung tidak berubah.
“Beralihlah ke gaya hidup sehat demi menjaga fungsi organ tubuh.

Misalnya saja,
pada organ pankreas. Jika pankreas tidak bisa menghasilkan insulin yang cukup
untuk mengendalikan kadar gula darah maka dapat menyebabkan risiko sakit
diabetes. Jika sudah terkena diabetes, cepat atau lambat, fungsi tubuh bisa
mengalami penurunan dan kemampuan beraktivitas juga akan terganggu. Diabetes
tidak dapat disembuhkan. Namun demikian, pasien masih memiliki harapan hidup
selama kadar gula masih terkendali,” tambah dr. Fridolin Seto.

Mengendalikan kadar gula bagi pasien diabetes dapat dilakukan dengan
menjalankan pengobatan dengan rutin kontrol ke dokter sesuai jadwal dan konsumsi
obat sesuai dosis serta terapkan gaya hidup sehat. Ketiga hal tersebut perlu
dijalankan untuk mencegah komplikasi penyakit.

Gaya hidup sehat berkaitan dengan porsi dan pola makan, yakni makanan harus
sehat dengan kadar gula, garam, dan lemak yang rendah. Gaya hidup sehat juga
berkaitan dengan olahraga rutin setiap hari. Pasien diabetes dapat melakukan
olahraga kardio ringan, seperti jalan kaki, sepeda statis, atau berenang. Jenis
olahraga low impact ini dapat membantu meningkatkan kesehatan kardiovaskular,
mengelola berat badan, dan meningkatkan sensitivitas insulin sehingga tubuh pasien
dapat mengatur kadar gula darah lebih baik.

Selain pasien yang harus mengubah pola perilaku demi menjaga kualitas hidupnya,
peran keluarga dan kerabat sangat penting untuk ikut memantau kondisi dan
merawat pasien.
Keluarga juga perlu meningkatkan pengetahuan yang benar mengenai bahaya
penyakit diabetes. Apalagi, jika kesehatan pasien semakin menurun maka keluarga
akan menjadi caregiver. Jangan lupa, selagi masih sehat atau sebelum terkena
risiko diabetes melitus maka segera lengkapi anggota keluarga dengan asuransi
kesehatan sebagai antisipasi mengurangi risiko penangguhan (postponed) dan
penolakan (declined) pengajuan asuransi. Dengan demikian, finansial keluarga
terlindungi sejak awal.