Garut,Analisnews.co.id – Salah satu calon Wakil Bupati Garut menjadi sorotan setelah video dalam salah satu acara Talk Show terbarunya menyebar dan membawa nama Tuhan dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dalam pernyataannya. Hal ini memicu berbagai reaksi, termasuk dari Ahirudin Yunus, Koordinator relawan Gibran BerKopyah (GBK)
Ahirudin Yunus memberikan tanggapannya terkait pernyataan kontroversial tersebut: “Allah saja tidak bisa menghakimi, apalagi Bawaslu”. Menurutnya, jika seseorang berniat untuk ikut serta dan mencalonkan diri sebagai calon di Pilkada, dia harus sedari awal mentaati aturan Pilkada yang tertuang dalam UU Pemilihan, PKPU serta Perbawaslu. Tidak etis jika menyebut dirinya paling mengerti hukum, lantas kemudian membawa nama Tuhan dalam konteks politik. Hal ini adalah sesuatu yang sensitif dan perlu kehati-hatian. Agama, dalam konteks ini memiliki hukum yang jelas dan pasti.
“Setiap paslon memang berhak menyampaikan pandangannya, tetapi harus memahami konteks dan etika politik. Menyebut nama Tuhan dengan maksud melegitimasi kepentingan politik bisa menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. Apalagi jika mengaitkannya dengan lembaga Bawaslu,” ujar Ahirudin saat ditemui di salah satu acara diskusi pemuda di Garut, Jumat (15/11/2024).
Lebih lanjut, Ahirudin menegaskan bahwa Bawaslu adalah lembaga independen yang tidak boleh diseret dalam narasi yang bisa menciptakan opini bias. “Bawaslu bekerja berdasarkan aturan hukum dan regulasi. Jangan sampai nama mereka digunakan untuk kepentingan politik sesaat,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan semua pihak, termasuk para paslon, untuk menjaga suasana pilkada tetap kondusif dan menghindari provokasi. “Pilkada ini adalah pesta demokrasi, mari kita ciptakan suasana yang damai dan edukatif. Paslon harus menjadi contoh baik bagi masyarakat,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak paslon terkait pernyataan yang memicu reaksi tersebut. Pihak Bawaslu Kabupaten Garut juga belum memberikan klarifikasi terkait hal ini.
Ahirudin Yunus berharap isu ini dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan politik. “Mari kita jaga integritas dan kedamaian dalam proses demokrasi ini,” tutupnya. (***)