Konferensi Internasional KPI IAI-N Laa Roiba Dorong Relevansi Dakwah Tradisional di Era Media Digital
Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid dan melibatkan kolaborasi dengan KPI Universitas Muhammadiyah Bandung dan KPI Universitas KH Ruhiyat Cipasung. Sebanyak 250 peserta dan 27 pemakalah dari berbagai universitas di Indonesia turut berpartisipasi aktif dalam diskusi.
Dua pembicara utama dihadirkan untuk memperkaya wawasan:
1. Assoc. Prof. Dr. Metin EKEN dari Universitas Erciyes, Turki, yang membahas “Online Da’wah Practices of Generation M in Modern Visual Culture”.
2. Prof. Dr. Moch. Fakhruroji, M.Ag dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, yang mengulas tema “Dealing with Disruption: Maintaining Traditional Da’wa in the Era of New Media”.
Prof. Fakhruroji menyoroti fenomena disrupsi teknologi yang mengubah tatanan dakwah tradisional. Dengan kemajuan teknologi, otoritas keagamaan kini lebih cair dan inklusif, memungkinkan siapa pun menjadi “da’i digital”. Namun, beliau mengingatkan pentingnya literasi digital sebagai pondasi agar dakwah tetap berlandaskan nilai-nilai Islam.
“Media baru bukan sekadar alat, tetapi ruang yang membentuk ulang narasi dakwah. Literasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak,” tegas Prof. Fakhruroji.
Sementara itu, Assoc. Prof. Dr. Metin EKEN membahas tantangan global yang dihadapi Generasi M—kelompok Muslim muda—dalam dakwah era visual modern. Menurutnya, modernitas seringkali mengubah dakwah menjadi bagian dari budaya populer, yang kadang membawa dampak sekuler.
“Jika tidak diiringi literasi media yang kuat, dakwah bisa terjebak dalam narasi sekuler yang bertentangan dengan tujuan utamanya,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Rektor IAI-N Laa Roiba menyatakan apresiasinya atas kolaborasi antar perguruan tinggi yang menyukseskan konferensi ini. Beliau menegaskan pentingnya harmoni antara dakwah dan media untuk menjawab kebutuhan umat di era digital.
Hal senada disampaikan Dekan Fakultas Dakwah, yang mengajak seluruh peserta untuk merumuskan strategi dakwah yang bijak dan relevan bagi generasi mendatang.
Konferensi ini dihadiri pemakalah dari berbagai institusi, seperti Institut Sunan Pandanaran Yogyakarta, Institut Agama Islam Depok, Universitas Muhammadiyah Bandung, hingga Universitas KH Ruhiyat Cipasung. Antusiasme peserta terlihat dari diskusi yang mendalam, yang mencerminkan kesadaran pentingnya dakwah beretika di ruang digital.
Assoc. Prof. Dr. Metin EKEN menutup dengan sebuah pernyataan inspiratif, “Dakwah adalah jembatan yang menghubungkan generasi. Kita harus membangun jembatan yang kuat agar pesan-pesan Islam tetap relevan dan bermakna di setiap zaman.”
Melalui konferensi ini, KPI IAI-N Laa Roiba Bogor membuktikan bahwa dakwah tradisional tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga bertransformasi di tengah tantangan era media baru. Dengan literasi dan etika digital yang kuat, dakwah dapat terus menyebarkan pesan Islam yang damai, universal, dan relevan. (*).