Pangkalpinang, – Dalam rilis akhir tahun yang berlangsung meriah, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memaparkan capaian serta tantangan pemberantasan narkoba sepanjang 2024. Acara yang digelar di Pangkalpinang ini menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen BNN Babel dalam memerangi peredaran narkoba, khususnya di wilayah strategis seperti Bangka Belitung. Selasa (24/12/2024).
Kepala BNN Babel, Hisar Siallagan S.I.K., dalam sambutannya menegaskan bahwa masalah narkoba bukan lagi sekadar persoalan lokal, melainkan ancaman global. “Permasalahan narkoba kini semakin kompleks dengan munculnya jenis baru narkotika dan modus distribusi yang lebih canggih. Kondisi ini menuntut penanganan yang komprehensif, holistik, dan berkelanjutan,” ujar Hisar.
Tantangan dan Fokus Wilayah Strategis
Sebagai provinsi kepulauan yang memiliki akses luas ke jalur laut, Bangka Belitung menghadapi ancaman signifikan dari penyelundupan narkoba. Wilayah pesisir menjadi prioritas utama pengawasan, mengingat strategisnya posisi provinsi ini di jalur perdagangan Asia Tenggara. Hisar menyebutkan bahwa pengawasan ketat di daerah pesisir dan perbatasan menjadi bagian integral dari strategi BNN Babel.
Dalam lingkup nasional, Presiden Prabowo telah menetapkan pemberantasan narkoba sebagai bagian dari misi strategis ASTA CITA ke-7. Kebijakan ini diperkuat melalui pembentukan “Desk Pemberantasan Narkoba” oleh Kemenkopolkam, yang berfungsi mengoordinasikan upaya pemberantasan lintas sektor.
Kepala BNN RI menetapkan lima kebijakan utama yang menjadi panduan bagi seluruh wilayah, termasuk Bangka Belitung, yaitu:
1. Penguatan kolaborasi antarinstansi.
2. Pengembangan intelijen narkotika.
3. Pengawasan ketat wilayah pesisir dan perbatasan.
4. Kerja sama internasional untuk memutus jaringan global.
5. Implementasi program tematik untuk memperkuat kesadaran masyarakat.
Capaian dan Program Inovatif Tahun 2024
Selama 2024, BNN Babel mencatat sejumlah capaian signifikan. Hisar melaporkan bahwa pihaknya telah menandatangani 33 dokumen kerja sama dengan instansi pemerintah, BUMN, institusi pendidikan, serta organisasi masyarakat. Kerja sama ini menjadi landasan hukum operasional untuk mengimplementasikan program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Salah satu fokus utama tahun ini adalah program pemberdayaan masyarakat di kawasan rawan narkoba. BNN Babel berhasil menginisiasi program ketahanan sosial yang memberdayakan masyarakat lokal melalui pelatihan keterampilan, penyuluhan, dan pengembangan ekonomi komunitas. “Dengan memperkuat ketahanan sosial, kita bisa meminimalisasi kerentanan masyarakat terhadap ancaman narkoba,” jelas Hisar.
Dalam penindakan represif, BNN Babel tidak hanya menangkap pelaku kejahatan narkoba tetapi juga menyita aset ilegal mereka. Langkah ini bertujuan untuk memiskinkan jaringan kriminal narkotika dan memutus sumber pendanaan mereka.
Rehabilitasi Berbasis Humanis
Pendekatan humanis menjadi salah satu ciri khas program BNN Babel pada tahun ini. Dalam layanan rehabilitasi, BNN Babel mengutamakan pemulihan pengguna narkoba untuk kembali produktif di masyarakat. Hisar menekankan pentingnya memberikan kesempatan kedua kepada para korban narkoba.
“Kami memandang pengguna narkoba sebagai korban yang perlu diselamatkan. Rehabilitasi adalah wujud nyata kepedulian kami terhadap masa depan mereka,” tambahnya.
Program rehabilitasi ini telah membantu ratusan individu keluar dari jerat narkoba, dengan fasilitas yang dilengkapi tenaga profesional dan metode berbasis bukti ilmiah. Pendekatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk masyarakat yang merasakan dampak positifnya.
Kolaborasi sebagai Kunci Keberhasilan
Hisar menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam perang melawan narkoba. Seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah daerah, aparat penegak hukum, hingga komunitas lokal, diajak untuk berperan aktif dalam mendukung upaya BNN Babel.
“Pemberantasan narkoba tidak bisa dilakukan sendiri. Diperlukan kerja sama yang erat antarsemua pihak untuk menciptakan Bangka Belitung yang bersih dari narkoba,” tegasnya.
Harapan Menuju 2025
Mengakhiri acara, Hisar mengajak seluruh masyarakat untuk terus mendukung upaya pemberantasan narkoba. Ia optimistis bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi yang kuat, Bangka Belitung dapat menjadi wilayah yang bebas dari narkoba. “Mari bersama-sama kita wujudkan Bangka Belitung yang sehat, aman, dan produktif, demi visi Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.
Acara rilis akhir tahun ini dihadiri oleh perwakilan instansi pemerintah, media, serta masyarakat umum yang turut memberikan dukungan penuh terhadap gerakan anti-narkoba di Bangka Belitung. Momentum ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan panjang memerangi ancaman narkoba di Indonesia.Analisnews.co.id
Penulis:tim red
Editor:M.Jhon kanedy