Foto : Menteri luar kampus unisi, Riga Azmizal
Indragiri Hilir – Sekitar 80 persen perkebunan kelapa milik masyarakat di Kelurahan Pusaran dan Desa Pengalihan, Kecamatan Enok, Kabupaten Indragiri Hilir, mengalami kerusakan parah akibat serangan hama kumbang.
Hama ini telah menyebabkan sekitar 35 ribu batang pohon kelapa yang sebelumnya produktif, kini tak bisa lagi menghasilkan buah dan terancam mati. Daun, batang, hingga buah kelapa habis digerogoti kumbang tersebut, menyisakan dampak yang sangat merugikan bagi para petani lokal.
Menteri luar kampus unisi, Riga Azmizal angkat bicara terkait permasalahan yang dialami masyarakat Kelurahan Pusaran dan Desa Pengalihan, Kecamatan Enok, Kabupaten Indragiri Hilir, akibat serangan hama kumbang yang telah menyebabkan kerugian besar bagi para petani khususnya petani kelapa
Riga menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas penderitaan masyarakat. Ia menegaskan bahwa tindakan perusahaan sawit yang belum merealisasikan kompensasi merupakan bentuk pengabaian terhadap tanggung jawab sosial perusahaan dan ketidakadilan bagi masyarakat yang terdampak.
“Kami sangat prihatin dengan situasi ini, perusahaan seharusnya bertanggung jawab dan bergerak cepat memenuhi komitmennya kepada masyarakat yang terdampak ini. Serangan hama ini bukan hanya merusak tanaman, tetapi hajat hidup masyarakat pertani dan menghancurkan perekonomian masyarakat,” Tegas Riga azmizal.
Menurut laporan dari dinas perkebunan, lebih dari 3.000 batang kelapa diperkirakan sudah mati akibat serangan kumbang, sementara 35.000 batang lainnya sedang dalam kondisi kritis. Meski sudah diberikan peringatan kepada pihak perusahaan, hingga saat ini belum ada tindakan lebih lanjut.
“Kita semua tau bahwa kelapa adalah komoditas terbesar di INHIL, bahkan INHIL dijuluki Hamparan Kepala Dunia. Oleh karena itu Menteri Luar Kampus UNISI mendesak pihak Perusahaan untuk segera mengganti kerugian atas akibat yang telah dilakukannya terhadap perkebunan masyarakat,” tambahnya.
Riga juga meminta pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir untuk mengambil langkah tegas dan berkelanjutan menyelesaikan konflik ini.
“Kami juga meminta pemerintah daerah untuk turun tangan secara serius menyelesaikan permasalahan ini, memastikan ada keadilan bagi masyarakat. PEMKAB Indragiri Hilir harus Proaktif, jangan hanya menjadi fasilitator tanpa solusi yang konkret. Jika ini dibiarkan, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan turun,”Ujarnya.
Riga juga mengapresiasi sikap masyarakat Kelurahan Pusaran dan Desa Pengalihan yang telah melapor ke dinas terkait dan bahkan mengadakan hearing di DPRD, meskipun belum ada tindakan nyata. Bahkan Masyarakat juga sudah berusaha berkomunikasi dengan pihak perusahaan, namun mereka belum juga memberikan tanggapan serta solusi terkait ini.
“Kami mendukung penuh perjuangan masyarakat Kelurahan Pusaran dan Desa Pengalihan, mereka hanya menuntut hak mereka. Mahasiswa UNISI mengajak semua pihak untuk bersama-sama memperjuangkan keadilan bagi masyarakat Kelurahan Pusaran dan Desa Pengalihan, serta mendorong pihak Perusahaan agar segera bertanggung jawab atas dampak kerugian yang telah terjadi”.
Riga azmizal juga mengatakan Bahwa Harapan terbesar kini terletak pada tindakan nyata dari pemerintah dan pihak perusahaan untuk memulihkan kondisi perkebunan kelapa yang menjadi mata pencaharian utama mereka. Sebab, tanpa adanya langkah cepat, dampak kerugian ini akan semakin membebani kehidupan mereka. Kami akan terus memantau perkembangan masalah ini dan siap mendukung langkah-langkah lanjutan masyarakat jika tuntutan mereka tidak terpenuhi.