Samosir-Bupati Samosir Vandiko T. Gultom yang hadir dalam acara mangompoi Partungkoan Bius Siualu tali Ronggurnihuta, diulosi raja Bius Siualu Tali Desa Ronggurnihuta, 25/07.
Dalam acara mangoppoi tersebut, Raja Jolo Simbolon dan Raja Jolo Sitanggang beserta delapan turpuk marga manortor bersama Bupati Samosir beserta rombongan. Tor-tor tersebut untuk “paappe sangap” dohot tua sebagai doa untuk mendukung Bupati Samosir melaksanakan dan melanjutkan pembangunan di Kabupaten Samosir.
Bius siualu tali Ronggurnihuta terdiri dari Bariba Horbo Simbolon dan Bariba Horbo Sitanggang yang di dalamnya terdapat 8 turpuk marga yaitu turpuk Simbolon, turpuk sirimbang, turpuk Nadeak, turpuk Tamba, turpuk Sitanggang, turpuk Sigalingging, turpuk Malau dan turpuk Naibaho, manggohi turpuk Dolok Raja.
Raja Jolo Simbolon, Mangiring Simbolon mewakili natuatua bius Ronggurnihuta berharap Bupati Samosir tetap melanjutkan pembangunan agar Kabupaten Samosir semakin terkenal
Sementara Raja Jolo Sitanggang, Jawarda Sitanggang menjelaskan bahwa bius siualu tali pasia Dolok Raja sudah ada pada jaman penjajahan Belanda yang fungsinya mengembangkan kehidupan masyarakat dalam adat Batak, sebagai wadah memperbaiki segala persoalan dikalangan masyarakat.
Bupati Samosir Vandiko T. Gultom mendukung dan mengapresiasi pendirian rumah Partungkoan tersebut, yang diharapkan menjadi suatu wadah dalam pelestarian budaya Batak.
“Selamat atas Mangompoi / peresmian Partungkoan Bius si ualu tali. Terima kasih kepada seluruh orangtua kami atas pembelajaran yang diberikan untuk tetap melestarikan kearifan lokal ini”, kata Vandiko.
Bupati Samosir merasa bangga atas undangan Raja Bius Siualu tali berharap bangunan atau Partungkoan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Tempat yang indah tersebut dapat dimanfaatkan menjadi tempat menyatukan masyarakat dan menyelesaikan persoalan yang ada di Desa Ronggurnihuta. Penerapan Restorative Justice sebagaimana yang sudah pernah dicanangkan di Kabupaten Samosir, ditekankan untuk dapat diaplikasikan melalui Partungkoan tersebut.
“Kita kembalikan seperti dahulu kala
bahwasanya Samosir menjadi restorasi justice yang menyatukan masyarakat. Seluruh persoalan tidak perlu diserahkan ke hukum aktif melainkan dimediasi melalui tokoh masyarakat dan menciptakan kedamaian”, harap Vandiko.
Lebih lanjut Vandiko menambahkan, sebagai titik awal peradaban bangsa Batak, maka budaya batak sebagai kearifan lokal akan kembali digali dan harus tetap dilanjutkan. Dalam pembangunan tidak hanya fisik saja akan tetapi juga iman, budaya sebagai kekayaan yang perlu dilestarikan. Raja Bius harus menjadi contoh, lebih berhikmat yang dapat mendamaikan serta memberi contoh ditengah masyarakat.
Bupati Samosir menyebutkan, sudah banyak pembangunan di Ronggurnihuta berkat sinergi dengan pemerintah atasan.
Terkait permohonan pembangunan jalan ke lokasi Partungkoan, Vandiko mengatakan bahwa Pemkab Samosir pastinya akan memberi perhatian, akan dikaji dan dimasukkan dalam program tahun depan, sebab usulan masyarakat harus diprogramkan satu tahun sebelumnya dan tidak bisa dilaksanakan ditengah anggaran tahun berjalan.
“Pemerintah berkewajiban mendengar permohonan masyarakat, terkait permohonan masyarakat akan dituntaskan dan dilanjutkan untuk dimasukkan dalam program, mudah-mudahan saya bisa hadir kembali disini tahun depan untuk melaksanakan pembangunan jalan ke Partungkoan ini atas keinginan masyarakat”, kata Vandiko menutup.
Sebagai dukungan dan ucapan syukur dan rasa terima kasih atas pelestarian kearifan lokal ini, secara pribadi Bupati Samosir memberikan bantuan berupa sumbangan senilai 10 juta rupiah.
Kepala Desa Ronggurnihuta, Jonner Naibaho mengatakan bius siualu tali manggohi Dolok Raja bangkit membangun adat dan kepentingan adat Batak sebagai upaya menggalang dan merawat serta melestarikan budaya Batak.
Diakuinya, Pembangunan dari Pemkab Samosir sudah banyak yang terlaksana di Desa Ronggurnihuta, kendati demikian ia tetap berharap pembangunan jalan dan sirtunisasi dilanjutkan di desanya,
“Melalui doa, kami akan mendukung pak Bupati melaksanakan pembangunan di Kabupaten Samosir. Kami mengenal pak bupati , kami sadar ada Covid 19 yang menghambat pembangunan, dan kami meminta tahun 2024 dan berikutnya harus tuntas visi misi bapak, seperti saya yang sudah mempersatukan bius siualu tali”, kata Jonner.