Analisnews.co.id, JAKARTA – Tekanan ekonomi global dan kenaikan biaya hidup telah mengguncang stabilitas finansial masyarakat kelas menengah di Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, 9,48 juta orang turun dari kategori kelas menengah ke aspiring middle class, kelompok yang berada di ambang kerentanan ekonomi.
Menghadapi situasi ini, strategi finansial yang tepat menjadi kebutuhan mendesak. UOB Indonesia menyoroti pentingnya perencanaan keuangan berbasis digital untuk menjaga stabilitas ekonomi masyarakat kelas menengah.
Strategi Kelola Keuangan: Jangan Sampai Jatuh Kembali ke Zona Rentan
Di tengah inflasi yang terus meningkat, pengelolaan keuangan berbasis prinsip 10-20-70 menjadi strategi yang direkomendasikan. Pendekatan ini membagi pengeluaran ke dalam tiga kategori:
10-20% untuk tabungan dan investasi (savings) guna memastikan masa depan keuangan tetap aman.
70-85% untuk kebutuhan dasar (needs) agar tetap bisa bertahan di tengah tekanan ekonomi.
5-10% untuk keinginan dan gaya hidup (wants) sebagai bentuk keseimbangan.
Namun, tanpa pemahaman yang baik, akses ke layanan keuangan digital tetap bisa menjadi bumerang. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2024 yang dirilis OJK menunjukkan bahwa meski inklusi keuangan mencapai 75,02%, literasi keuangan masyarakat baru 65,43%. Artinya, banyak orang yang memiliki akses ke layanan keuangan tetapi belum memahami cara mengelolanya dengan benar.

Digital Wealth: Ubah Gaji Jadi Aset, Bukan Sekadar Pengeluaran
Memahami kebutuhan generasi digital yang menginginkan solusi praktis, UOB Indonesia menghadirkan Digital Wealth di aplikasi UOB TMRW. Fitur ini memungkinkan kelas menengah untuk:
Berinvestasi reksa dana secara digital, cukup dari satu aplikasi tanpa harus datang ke bank.
Penjadwalan investasi otomatis, sehingga pengelolaan dana lebih disiplin dan terencana.
Pemantauan portofolio secara real-time, memastikan keputusan keuangan lebih transparan dan terukur.
Proses transaksi 24/7, memungkinkan investasi dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Dengan fitur ini, kelas menengah tidak hanya bisa melindungi asetnya dari inflasi, tetapi juga membangun kekayaan dengan strategi yang lebih cerdas dan berbasis risiko.

Risk-First Approach: Jangan Asal Investasi, Kenali Risikonya!
Berinvestasi tanpa pemahaman risiko justru bisa mempercepat kejatuhan finansial. Karena itu, UOB Indonesia menerapkan pendekatan Risk-First Approach, dengan tiga tahap utama:
Protect – Pastikan ada dana darurat dan asuransi sebelum mulai berinvestasi.
Build – Pilih instrumen investasi yang stabil sebelum mencoba aset dengan risiko tinggi.
Enhance – Tingkatkan portofolio secara bertahap, sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan.
Dengan strategi yang tepat, kelas menengah bisa bertahan bahkan berkembang di tengah tantangan ekonomi. Bukan hanya sekadar bertahan, tapi naik kelas ke tingkat finansial yang lebih mapan!
Reporter: Shanty Rd