Analisnews.co.id, TOKYO – Indonesia semakin serius dalam menangani masalah susut dan sisa pangan (food loss and waste). Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah mempelajari sistem pengelolaan sampah di Jepang, negara yang telah berhasil menerapkan pendekatan ekonomi sirkular dalam menangani limbah pangan.
Badan Pangan Nasional (NFA) bersama delegasi Indonesia mengikuti Waste Management Study Program in Japan pada 9-13 Maret 2025 di Tokyo. Direktur Kewaspadaan Pangan NFA, Nita Yulianis, menekankan bahwa Jepang tidak hanya mengelola sampah dengan efisien, tetapi juga mengubahnya menjadi sumber daya bernilai ekonomi.
“Jepang telah menerapkan Act on Promotion of Food Loss and Waste Reduction, yang menjadikan pengelolaan sisa pangan sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat. Prinsip ini sangat relevan untuk diterapkan di Indonesia,” ujar Nita.
Salah satu inovasi menarik yang dipelajari delegasi Indonesia adalah platform Kuradashi, yang menjual makanan berlebih dengan konsep Social Good Market. Konsumen diajak berpartisipasi dalam penyelamatan pangan, sambil tetap mendapatkan produk berkualitas dengan harga lebih murah.
“Indonesia sebenarnya sudah memiliki platform seperti SURPLUS, tetapi masih perlu didorong lebih luas agar masyarakat sadar bahwa makanan berlebih masih bisa dimanfaatkan,” tambah Nita.
Menurutnya, peran pemerintah daerah sangat krusial dalam memastikan keberhasilan strategi pengelolaan sisa pangan. “Kolaborasi lintas sektor dan perubahan perilaku adalah kunci utama. Jika dikelola dengan baik, sisa pangan bukan hanya limbah, tetapi juga bisa menjadi sumber daya baru,” tegasnya.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, optimistis bahwa model pengelolaan limbah pangan Jepang dapat diadaptasi di Indonesia untuk mencapai target pengurangan limbah nasional. “Dengan pendekatan yang tepat, kita bisa menciptakan ekosistem pangan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” katanya.
Delegasi Indonesia yang hadir dalam studi ini terdiri dari perwakilan Kementerian Koordinator Pangan, Bappenas, serta pemangku kebijakan lainnya yang berkomitmen membawa inovasi dari Jepang ke dalam kebijakan pangan nasional.
Reporter: Shanty Rd