BIAK, Analisnews.co.id – Bandara Frans Kaisiepo Biak, Papua, mencatat puncak arus balik Lebaran 2025 terjadi pada H+4, Sabtu (5/4/2025), dengan jumlah penumpang mencapai 1.161 orang dan 14 pergerakan pesawat. Angka ini merupakan yang tertinggi selama periode pemantauan arus mudik dan balik dari H-10 hingga H+5 Lebaran 2025.
General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Cabang Bandara Frans Kaisiepo Biak, Iwan Sanusi Libere, mengungkapkan bahwa secara keseluruhan pergerakan penumpang dan pesawat selama masa angkutan Lebaran 2025 berlangsung dengan aman, tertib, dan sesuai standar pelayanan yang ditetapkan.
“Kami bersyukur bahwa seluruh kegiatan operasional berjalan lancar. Kami juga terus melakukan koordinasi intensif dengan seluruh pihak terkait demi memastikan kenyamanan dan keselamatan para pengguna jasa bandara,” ungkap Iwan Sanusi Libere pada Senin (7/4/2025).
Statistik Lebaran 2025
Selama periode angkutan Lebaran 2025, total penumpang yang dilayani Bandara Frans Kaisiepo Biak mencapai 9.074 orang dengan total 100 penerbangan. Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024, terjadi penurunan jumlah penumpang sebesar 26%, penerbangan turun 25%, dan volume kargo turun 19,5% dengan total kargo mencapai 25,02 ton.
Rute penerbangan yang paling banyak digunakan selama periode ini adalah:
- Jayapura (DJJ): 4.462 penumpang
- Makassar (UPG): 3.884 penumpang
- Serui (ZRI): 495 penumpang
- Fakfak (FOO): 88 penumpang
- Ransiki (RSK): 19 penumpang
Pihak bandara memproyeksikan tambahan 2.752 penumpang hingga tanggal 11 April 2025, dengan rata-rata harian sekitar 550 orang.
Analisis Penyebab Penurunan
Meskipun operasional berjalan lancar, Bandara Frans Kaisiepo Biak mengalami penurunan signifikan pada jumlah penumpang, pergerakan pesawat, dan volume kargo dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Menurut General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Cabang Bandara Frans Kaisiepo Biak, Iwan Sanusi Libere, penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan strategis.
“Kami mencatat total 9.074 penumpang, 100 penerbangan, dan 25,02 ton kargo selama periode H-10 hingga H+5. Jika dibandingkan dengan tahun 2024, penumpang turun 26%, penerbangan turun 25%, dan kargo turun 19,5%,” ujar Iwan Sanusi Libere.
Faktor-faktor utama penyebab penurunan tersebut meliputi:
- Tekanan Ekonomi: Kenaikan harga kebutuhan pokok dan biaya perjalanan memengaruhi keputusan masyarakat untuk bepergian menggunakan pesawat udara.
- Penyesuaian Operasional Maskapai: Pengurangan frekuensi terbang pada rute-rute sekunder yang kurang padat oleh sejumlah maskapai.
- Pergeseran Distribusi Kargo: Para pelaku usaha memilih jalur distribusi laut yang lebih ekonomis, sementara permintaan pengiriman barang menjelang Lebaran di wilayah Biak cenderung stagnan.
- Perubahan Pola Perjalanan: Masyarakat memilih moda transportasi alternatif yang dinilai lebih efisien, terutama untuk perjalanan kelompok besar.
- Keterbatasan Konektivitas Rute Langsung: Minimnya konektivitas rute langsung dari dan ke Biak mengurangi minat bepergian masyarakat dan pelaku usaha logistik.
(Cal)