Example 728x250
FILMJakarta

Film ‘Apa Itu Cinta’ Meramu Genre Horor & Komedi Dengan Segala Problema

10
×

Film ‘Apa Itu Cinta’ Meramu Genre Horor & Komedi Dengan Segala Problema

Sebarkan artikel ini
IMG 20241028 WA0042

Analisnews.co.id | Jakarta – Ditengah keyakinan kuat bahwa produksi dan pemasaran film nasional kembali menggeliat serta semakin mendapat apresiasi dari masyarakat penonton, justru menginspirasi para kreatornya untuk melahirkan karya-karya dengan menjual gagasan-gagasan segar, sehingga bisa menjadi tontonan yang bombastis.

Salah satu yang kini tengah memulai produksinya adalah film ‘Apa Itu Cinta’ (AIC) dari Dynamic Story Pictures (DSP). Meracik genre horor dan komedi plus dengan balutan drama, jelas-jelas ingin menyodorkan sebuah gagasan segar dan baru yang bisa sekaligus menarik minat masyarakat untuk datang ke bioskop.

Tak ayal bintang-bintang muda dan gress pun, dilibatkan dalam debut produksi film dari DSP ini. Siapa saja mereka? Sebut saja ada Sylvia Genpati, Brian Andrew, Arry Febrian, Ritha Hassan, Akmal Musthapa, Richard Ivander, Resty Wulandari, Novita, Vanny Maisella, Elza Agustine, Indah Slovankaa serta Marisha Putri.

Karya film yang mendapat Proke sebagai sutradara tersebut, dipersiapkan berdurasi 85 menit tersebut. Sedangkan David Iskandar (eksekutif produser) dan Kicky Herlambang (produser), sama menyebutkan meski karya film yang diproduksi ini menyasar kalangan Generasi Millenial alias Gen Z, bisa juga ditonton untuk segala usia.

“Tentunya, kami harus mengucapkan rasa syukur atas dimulainya produksi film ini. Sebab, dari sini Dynamic Story Pictures membuka lembaran baru untuk mewarnai industri film di Tanah Air. Semoga debut film Apa Itu Cinta, meraih respon positif dan sekaligus diterima masyarakat,” tutur produser Kicky Herlambang saat jumpa pers launching dan sekaligus syukuran di Black Onyx, kawasan Kayu Putih, Pulomas, Jakarta Timur, Minggu (27/10/2024) siang kemarin.

Hal senada juga diyakini eksekutif produser, David Iskandar. Berkat pengalaman banyak menangani peredaran film-film import (asing), bisa membaca peluang terkait produksi film nasional yang disukai masyarakat penonton di dalam negeri sendiri. Kenapa? Karena, potensi penonton di Indonesia sangat besar, bisa jutaan atau mencapai sepuluh juta penonton.

“Perhitungan untuk itu sudah kami baca betul. Yang terpenting adalah, karya film yang kami buat menyodorkan gagasan segar. Dari situlah, akhirnya dapat menarik minat penonton untuk datang ke bioskop,” ucap David Iskandar, lagi.

Sementara itu Yan Wijaya yang dikenal sebagai wartawan dan sekaligus pengamat senior perfilman nasional, ikut mengomentari. Menurutnya bahwa jumlah penonton film-film Indonesia sangat membanggakan. Bahkan, bisa dua kali lipat dibandingkan dengan penonton film-film asing. Ini menjadi bukti tak terbantahkan bahwa film nasional telah benar-benar menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

“Seperti yang ada dalam catatan dan perkiraan saya, jumlah penonton film-film asing hingga akhir bulan Nopember ini, hanya sekitar 40 juta penonton saja. Angka ini jauh dibawah perolehan jumlah penonton film nasional yang sebesar 80 juta penonton,” ulas Yan Wijaya.

Oleh karenanya, David Iskandar pun kembali meyakini bahwa perfilman Indonesia memiliki masa depan yang cerah. “Bahkan, saya melihat bahwa perfilman Indonesia bukan hanya bangkit, namun memiliki masa depan yang baik. Termasuk dalam jumlah penonton yang terus mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Hal itu karena dibarengi dengan kualitas film yang semakin baik, sehinggga menjadi faktor yang kuat untuk masa yang akan datang”.

Kembali ditegaskan Kicky Herlambang bahwa cerita film ‘Apa Itu Cinta‘ sangat dekat dengan peristiwa sehari-hari. Apalagi melalui film ini, bisa menjadi sebuah restropeksi tentang hakikat cinta. Atau, bisa juga menjadi wujud dalam mendiskripsikan rasa. “Pastinya, film ini dikemas dengan sangat renyah dengan kekhasan cerita-cerita percintaan remaja, tentu dengan bumbu-bumbu adegan humor, juga diselingi horor yang ringan***

Red : Dd/Yd

Disclaimer : AnalisNews adalah Media Jurnalis Warga pertama di Indonesia yang menyediakan ruang bagi jurnalis warga untuk mempublikasi berita, maka semua jurnalis warga wajib mengikuti kaidah Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman Media Siber tanpa terkecuali, berita kasus wajib berimbang tanpa terkecuali, dilarang melakukan pemerasan dan dilarang berbuat kriminal ,apapun, username/ nama pengguna sesuai nama di KTP, jurnalis warga bertanggung jawab atas berita yang dibuatnya.