(Oleh : Diki Kusdian)
Jurnalis adalah garda depan informasi dan transparansi dalam suatu negara. Mereka berfungsi sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat, menyuarakan kebenaran, serta memantau kebijakan agar kekuasaan tetap seimbang. Sayangnya, ketika jurnalis tidak mendapat dukungan dan penghargaan yang semestinya, atau bahkan mengalami tekanan yang merugikan, maka dampaknya bisa merusak tatanan demokrasi.
Ketika jurnalis “sakit” – baik fisik, mental, maupun dibatasi dalam menjalankan tugas – kualitas informasi yang diterima publik akan terganggu. Ini bukan sekadar masalah pribadi mereka, tetapi masalah yang menyangkut kepentingan seluruh bangsa. Tekanan dan batasan pada jurnalis berisiko menjadikan informasi yang disampaikan bias atau terbatas, menghilangkan hak masyarakat untuk mengetahui kebenaran.
Menghargai jurnalis berarti melindungi salah satu pilar utama negara. Tanpa kebebasan dan dukungan untuk mereka, kebenaran bisa terkubur, dan dampaknya akan menggerus kepercayaan publik pada pemerintah serta melemahkan sendi-sendi demokrasi.
Jika kita ingin negara ini tetap kuat dan demokrasi tetap berfungsi, jurnalis harus mendapat penghargaan dan dukungan yang memadai. Mereka adalah penjaga suara rakyat – menghargai mereka berarti menjaga masa depan kita.
Sering kali, peran jurnalis diabaikan, diremehkan, bahkan dihina. Banyak yang lupa bahwa kesuksesan yang diraih turut dibantu oleh jurnalis melalui karya mereka. Seyogianya, kita semua perlu mengingat dan menghargai peran jurnalis dalam membantu membentuk masyarakat dan bangsa yang lebih baik.
Kesejahteraan dan keberhasilan suatu daerah bergantung pada kesadaran pemerintah dan masyarakat dalam menghormati kontribusi jurnalis.