BOGOR, ANALISNEWS – Pengurus Pusat Perkumpulan Mahasiswa Indonesia (PP-PMI) menggelar aksi demonstrasi di Resto Asep Strawberry Puncak Bogor, Sabtu, 2 November 2024.
PP-PMI menyoal penertiban bangunan-bangunan pedagang yang di tertibkan, namun ada satu bangunan yang kokoh dan gagah berdiri dibiarkan tanpa di colek dalam penertiban tersebut.
Menurut Ketua PP-PMI, Ali Moma, bahwa dalam banyak keterangan di media, diberitahukan bahwa Resto Asep Strawberry puncak tidak di bongkar atau dirubuhkan, karena resto tersebut sebelumnya sedang mengurus izin.
“Dimana logikanya ini, harusnya sebelum mereka membangun mereka harus terlebih dahulu mengantongi izin, bukan ketika ramai-ramai mau ditertibkan baru mereka urus izin, kacau itu kalau semua pengusaha punya logika seperti itu, ” kata Ali.
Sementara Syahrul sebagai Korlap Aksi dalam orasinya mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bogor tidak berpihak kepada rakyat kecil.
“Pemkab Bogor secara terang terangan menunjukan bagaimana keadilan tampak tidak berpihak kepada rakyat kecil,”ujarnya.
“Jelas dari bawah sampai atas bangunan-bangunan rata di babat, tapi Resto Asep Strawberry berdiri tegak menjadi simbol ketidakadilan,”sambungnya.
Dalam aksi yang berlangsung hampir 3 jam ini diwarnai oleh pembakaran ban.
Dalam aksi itu Syahrul menegaskan kembali melakukan aksi besar di Istana Presiden Bogor jika Resto Ase Strawberry tidak dibongkar.
“Kalau dalam 3×24 jam dari aksi ini tidak ada pembongkaran pada Resto Asep Strawberry, maka kami akan datangi Istana Presiden Bogor dengan jumlah yang lebih banyak dari ini dan meminta presiden memerintahkan pembongkaran Resto Asep Strawberry sebagai bentuk komitmen presiden dalam menegakan keadilan bagi rakyat kecil, “tandas Syahrul. **