Garut,Analisnews.co.id – Menanggapi potensi krisis beras akibat aksi pemborongan oleh calon kepala daerah (cakada) menjelang Pilkada Serentak 2024, tokoh masyarakat Rawink Rantik mengapresiasi peringatan yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Menurutnya, langkah ini sangat diperlukan untuk mencegah gangguan pada pasokan pangan yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi masyarakat.
Dalam keterangannya, Tito Karnavian mengingatkan bahwa aksi pemborongan beras sebagai alat kampanye dapat menyebabkan lonjakan harga dan kelangkaan di pasar. Fenomena serupa pernah terjadi pada Pemilu Legislatif, yang mengakibatkan pasokan beras menipis selama lebih dari dua pekan.
Rawink Rantik menilai, peringatan tersebut sangat relevan dengan situasi di lapangan. “Jika calon kepala daerah terus memborong beras demi popularitas, bukan tidak mungkin pasokan di pasar akan terganggu. Akhirnya, yang terdampak adalah masyarakat kecil yang semakin terbebani dengan kenaikan harga beras,” ujarnya. Sabtu, (09/11/2024).
Ia juga mengajak seluruh pihak, terutama pemerintah daerah, untuk memastikan ketersediaan beras tetap stabil. “Harus ada pengawasan ketat terhadap distribusi beras selama masa kampanye. Jangan sampai kepentingan politik sesaat mengorbankan kebutuhan pokok masyarakat,” tambah Rawink.
Ahirudin Yunus, Seorang relawan Gibran Berkopiyah (GBK) turut menyoroti dampak pembagian beras secara besar-besaran di daerah-daerah yang sedang menghadapi Pilkada, termasuk Garut. Ia memperingatkan bahwa aksi ini tidak hanya mengganggu keseimbangan pasokan, tetapi juga mengalihkan anggaran pemerintah daerah yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan mendesak lainnya.
Di tengah situasi ini, Tito Karnavian meminta seluruh pemerintah daerah untuk waspada dan proaktif memantau stok beras di lapangan, serta siap menggelontorkan cadangan jika diperlukan. Rawink Rantik pun menegaskan bahwa kampanye harus mengutamakan kesejahteraan rakyat tanpa menciptakan beban tambahan bagi ekonomi masyarakat. (***)