Garut, Analisnews.co.id – Eldy Supriadi, perwakilan dari Koalisi Rakyat Garut, mengungkapkan bahwa dirinya menerima ancaman bernada premanisme melalui pesan WhatsApp dari seseorang yang tidak dikenal. Dalam pesan yang ditulis menggunakan bahasa Sunda, pengirim mengancam akan memberi dampak buruk kepada Eldy dan aktivis lainnya jika terus memperjuangkan isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat, khususnya terkait distribusi beras.
Pesan tersebut berisi kata-kata kasar yang menyarankan agar mereka tidak ikut campur dalam urusan orang lain, bahkan menawarkan sejumlah uang untuk para aktivis agar menghentikan perjuangan mereka. Berikut isi ancaman yang diterima Eldy :
“Heh maneh Jeung Aktivis-Aktivis bodong anu laina, sok idealis tong sok ngaganggu urusan Batur, sok-sok ngarameukeun soal Beas, Sia nyaho urusan Jeung Saha, lamun harayang duit para aktivis teh ulah sok ngaganggu, urang nyaho maraneh butuh duit, sok tentukeun hayang sabaraha?, Bejakeun KA balad-balad maneh NU lain geus tarimakeun ulah sok ngarame – rame. Tinggal pilih ek merapat atawa cilaka mararaneh!”
Eldy menanggapi ancaman tersebut dengan tegas dan mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mundur atau terintimidasi dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat. “Kami tidak akan gentar dengan ancaman-ancaman seperti ini. Koalisi Rakyat Garut akan tetap berkomitmen memperjuangkan kepentingan masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok,” ujarnya pada Selasa (12/11/2024) malam.
Eldy juga menyampaikan bahwa Koalisi Rakyat Garut akan segera berkonsultasi dengan tim hukum untuk mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil dalam menghadapi ancaman ini. “Kami akan mencari perlindungan hukum untuk memastikan keselamatan para aktivis yang terlibat dalam perjuangan ini,” tambahnya.
Ancaman yang diterima oleh Eldy ini mendapat perhatian dari berbagai kalangan, yang mengutuk keras tindakan intimidasi terhadap aktivis yang berjuang demi kepentingan publik. Koalisi Rakyat Garut berharap pihak berwenang dapat segera mengusut tuntas pelaku intimidasi dan memberikan jaminan keamanan bagi setiap aktivis yang bekerja untuk masyarakat. (***)