Analisnews.co.id
Jakarta, TNI AL-Dispenlantamal3. Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) III Jakarta Brigjen TNI (Mar) Harry Indarto, S.E., M.M. menghadiri acara penyambutan Pelayaran Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah tahun 2024 yang diterima oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek) RI Hilmar Farid, B.A., M.A., Ph.D. dihadiri Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops Kasal) Laksda TNI Yayan Sofyan bertempat di lapangan M. Silam Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Senin (15/07/2024).
Asops KasaI dalam sambutannya mengatakan “Muhibah pelayaran budaya jalur rempah ini mengangkat tema “Jalur Rempah dalam Konteks Konektivitas Budaya Melayu” dalam pelaksanaannya para duta bangsa 75 orang yang tergabung dalam Laskar Rempah yang terpilih dari putra-putri bangsa Indonesia telah menjelajahi dan mempelajari kearifan lokal di tujuh kota, yaitu Jakarta, Belitung Timur, Dumai, Sabang, Melaka (Malaysia), Tanjung Uban, dan Lampung, dengan menempuh jarak pelayaran sejauh 2.962 NM menggunakan KRI Dewaruci. Jalur rempah merupakan salah satu warisan maritim bangsa Indonesia yang sangat berharga. Jalur ini tidak hanya menjadi saksi bisu kejayaan maritim bangsa Indonesia di masa lampau tetapi juga menjadi bukti kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki bangsa Indonesia. Selama lebih 38 hari para Laskar Rempah telah melaksanakan pelayaran dengan aman dan lancar sehingga hari ini dapat kembali ke pangkalan dengan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang sangat berharga. Para Laskar Rempah mampu dan berhasil menjadi duta bangsa dalam memperkenalkan kembali kejayaan maritim dan kekayaan budaya serta tradisi jalur rempah Indonesia kepada dunia internasional serta meningkatkan hubungan diplomasi antar negara tetangga”.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek RI dalam sambutannya mengatakan “Program muhibah budaya yang sudah berjalan tiga tahun ini adalah upaya untuk melakukan pencatatan sejarah pada setiap titik jalur perdagangan rempah masa lampau dari timur sampai barat nusantara. Sejarah perlu bekerja sama membangun narasi yang kuat mengenai jalur rempah, setiap pemerintah daerah di titik jalur rempah harus turut memelihara sejarah rempahnya. Salah satu syarat dalam pengajuan nominasi jalur rempah ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) adalah sejarah rempah-rempah yang memiliki nilai universal luar biasa (outstanding universal value). Untuk itu, sejarah jalur rempah ini harus hidup di tengah masyarakat, karena sekali kita mendaftarkan ke UNESCO dengan sendirinya akan terkait dengan tanggung jawab untuk memelihara sehingga seluruh stakeholders harus masuk dalam barisan untuk memelihara. Jika diakui sebagai warisan budaya dunia, jalur rempah diharapkan dapat memperkuat keterhubungan Indonesia dengan segala keberagaman yang ada, sekaligus dapat menguatkan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia dan menjadi media diplomasi budaya
(Dispen Lantamal III Jakarta)