Garut,Analisnews.co.id – Sejumlah tokoh masyarakat Garut angkat bicara terkait dinamika politik dan kebijakan yang tengah menjadi sorotan publik. Dalam beberapa hari terakhir, isu pemberhentian bantuan sosial (bansos) yang diduga digunakan sebagai alat politik, serta pernyataan salah satu pasangan calon (paslon) yang mengaitkan nama Tuhan dalam kampanyenya, menjadi bahan diskusi panas di masyarakat.
Keputusan Mendagri dan Pemberhentian Bansos
Keputusan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) untuk menghentikan sementara distribusi bantuan sosial di tengah masa kampanye pemilihan kepala daerah menuai beragam tanggapan. Tokoh masyarakat Garut, Rawink Rantik, menyebutkan bahwa kebijakan ini perlu dipandang sebagai langkah tegas untuk mencegah politisasi bantuan.
“Ini adalah momen krusial. Kita perlu memastikan bahwa bantuan sosial murni untuk masyarakat yang membutuhkan, bukan menjadi alat pemenangan politik,” ujar Rawink dalam sebuah diskusi di Garut Kota, Jumat (16/11/2024).
Namun, ia juga menyoroti sejumlah pihak yang secara terang-terangan masih membagikan beras di beberapa wilayah. “Apakah ada pengawasan yang benar-benar ketat? Jangan sampai aturan Mendagri hanya jadi formalitas,” tambahnya.
Pernyataan salah satu Calon yang Membawa Nama Tuhan
Di sisi lain, pernyataan salah satu calon yang menggunakan nama Tuhan juga menuai kritik dari Ahirudin Yunus, salah seorang Aktivis di Garut, menilai hal tersebut sebagai langkah yang berisiko memecah belah masyarakat.
“Memanfaatkan agama atau nama Tuhan untuk kepentingan legitimasi politik adalah praktik yang tidak sehat. Bagi-bagi beras yang kemudian dianggap sebagai sedekah tanpa mempertimbangkan keputusan Mendagri dan Peraturan Pilkada akan tetap saja menimbulkan polemik dan mudharat. Kita harus menjaga agar politik tetap rasional dan tidak menyinggung keyakinan umat beragama,” tegas Yunus.
Menurut laporan dari sejumlah warga, pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah acara talk show di stasiun radio swasta, namun rekamannya dengan cepat menyebar di media sosial. Hal ini memicu perdebatan sengit, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Imbauan untuk Masyarakat Garut
Tokoh lainnya, Eldy Supriadi, selaku Presiden RRG, mengimbau masyarakat untuk tetap bijak dalam menghadapi situasi ini. “Pilihlah pemimpin berdasarkan rekam jejak dan program kerja, bukan karena retorika agama atau iming-iming bantuan yang bersifat sementara,” ujarnya.
Ia juga menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk mengawasi proses demokrasi di Garut agar tetap berjalan jujur dan adil. “Kita semua punya tanggung jawab menjaga integritas pemilu ini,” pungkasnya.
Sebagai daerah yang terkenal dengan keberagaman dan solidaritas masyarakatnya, Garut kini berada di persimpangan jalan. Keputusan dan sikap masyarakat dalam menghadapi isu-isu ini akan sangat menentukan arah masa depan daerah. (***)