Analisnews.co.id |Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, dalam Kunjungan Kerja Reses ke produsen wine lokal Hatten Wines di Bali, menekankan pentingnya penguatan industri lokal untuk mendukung pariwisata Indonesia. Kunjungan ini dilakukan untuk menggali potensi produk lokal sebagai penopang daya tarik pariwisata sekaligus mendorong kontribusi ekonomi yang lebih besar dari sektor ini.
Evita mengungkapkan bahwa Hatten Wines, yang didirikan pada tahun 1994, merupakan contoh sukses industri di bidang Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA). Produk-produk Hatton Wines seperti Pino de Bali dan Sweet Alexandria telah meraih pengakuan internasional melalui penghargaan di Austrian Wine Challenge (AWC) Vienna 2023. “Hatton Wines ini luar biasa karena menjadi produk lokal pertama yang eksis di Bali, dan kita ingin mendukung agar 100% bahan bakunya berasal dari dalam negeri. Saat ini, sekitar 50% bahan baku anggur masih diimpor dalam bentuk konsentrat, sementara sisanya berasal dari kebun lokal di Bali yang bekerja sama dengan petani”, ujar Evita usai memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke Provini Bali, Sabtu (7/12/2024).
Dukungan Regulasi dan Branding
Politisi Fraksi PDI-Perjuangan tersebut menyoroti pentingnya regulasi yang mendukung penggunaan produk lokal di sektor hospitality. “Hotel-hotel, restoran, dan tempat wisata harus memiliki porsi penggunaan produk lokal, termasuk wine. Ini bisa diatur melalui kebijakan pemerintah pusat dan daerah,” tambahnya. Ia juga mendorong Kementerian Perindustrian untuk menjadi fasilitator, terutama dalam penelitian potensi penanaman anggur di daerah lain di Indonesia, guna memastikan bahan baku wine sepenuhnya lokal.
Hatten Wines telah menunjukkan kemampuan untuk bersaing di pasar global sekaligus menyerap tenaga kerja lokal. Dengan lebih dari 260 tenaga kerja, perusahaan ini tidak hanya memproduksi wine tetapi juga menyediakan pelatihan dan sertifikasi, menjadikannya sebagai pusat edukasi bagi sumber daya manusia di industri wine. “Kerja sama dengan politeknik pariwisata dan institusi ekonomi kreatif sangat mungkin untuk mengembangkan SDM yang lebih terampil,” ungkap Evita.
Potensi Industri dan Tantangan
Industri minuman beralkohol, termasuk wine, memiliki potensi besar seiring pertumbuhan sektor pariwisata dan hospitality di Indonesia. Data Kementerian Keuangan menunjukkan penerimaan cukai minuman beralkohol pada tahun 2023 mencapai Rp8,1 triliun, meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian, Evita mencatat tantangan dalam promosi dan branding wine lokal di pasar domestik, karena banyak wisatawan dan pelaku bisnis masih memilih produk impor.
Selain itu, Evita juga menyoroti perlunya evaluasi strategi pariwisata pascapandemi. Meskipun kunjungan wisatawan mancanegara menunjukkan tren peningkatan, angka tersebut belum kembali ke level pra-pandemi. “Sinergi antara pemerintah, pelaku industri, UMKM, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan pariwisata Indonesia yang maju, berdaya saing, dan berkelanjutan,” tutupnya.
Dengan penguatan regulasi, dukungan terhadap industri lokal seperti Hatten Wines, serta promosi yang lebih gencar, diharapkan pariwisata Indonesia dapat memberikan kontribusi lebih besar bagi pembangunan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat***
Red: DdB/Yd