ANALISNEWS.COM, JAKARTA– Rahmat Rahayaan, Ketua Umum Forum Gen-Z Nusantara, mengungkapkan kekhawatirannya terkait dengan kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%. Menurut Rahmat, kebijakan ini berpotensi menjadi beban tambahan yang semakin mencekik daya beli, terutama bagi generasi muda dan masyarakat menengah yang tengah berjuang menghadapi tantangan ekonomi.
“Kenaikan PPN ini jelas akan berdampak langsung pada biaya hidup masyarakat, khususnya generasi muda yang sebagian besar masih berada pada tahap awal kehidupan ekonomi mereka. Barang dan jasa yang biasa mereka konsumsi, seperti makanan, transportasi, hingga kebutuhan sehari-hari, akan menjadi lebih mahal. Hal ini bisa menghambat akses mereka terhadap barang dan layanan yang esensial,” ujar Rahmat. (23/12/2024).
Sebagai generasi yang masih banyak mengandalkan pekerjaan dengan pendapatan terbatas, seperti pekerja lepas atau freelance, generasi Z rentan terhadap perubahan harga yang mendadak. Dalam pandangan Rahmat, meskipun pemerintah mungkin melihat kenaikan PPN sebagai langkah untuk meningkatkan pendapatan negara, hal tersebut perlu diimbangi dengan kebijakan yang lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang berada di lapisan ekonomi menengah ke bawah.
Selain itu, Rahmat juga menyoroti dampak kenaikan PPN terhadap pendidikan dan peluang karir bagi generasi muda.
Bagi banyak anak muda, peningkatan biaya hidup ini bisa mengurangi kemampuan mereka untuk berinvestasi dalam pendidikan atau mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Jika pemerintah tidak segera mengantisipasi dampaknya dengan program yang lebih berpihak pada generasi muda, kita khawatirkan akan terjadi ketimpangan yang semakin besar dalam kesempatan ekonomi, jelasnya.
Menurut Rahmat, dampak langsung dari kenaikan PPN ini akan sangat dirasakan oleh masyarakat menengah yang sudah terbebani dengan biaya hidup yang terus meningkat. Masyarakat menengah yang lebih bergantung pada konsumsi barang dan jasa sehari-hari akan merasakan kenaikan harga yang lebih tajam. “Beban ini sangat nyata bagi mereka, dan dalam banyak kasus, mereka terpaksa mengurangi pengeluaran pada sektor-sektor lain yang tak kalah penting, seperti pendidikan dan kesehatan,” .
Rahmat juga mengusulkan agar pemerintah lebih bijak dalam merancang kebijakan pajak yang tidak hanya fokus pada peningkatan pendapatan negara, tetapi juga memperhatikan kemampuan masyarakat, terutama generasi muda dan lapisan menengah, untuk bertahan di tengah kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian ini. “Kenaikan PPN ini tidak bisa hanya dilihat dari sisi penerimaan negara, tapi juga dampaknya pada daya beli masyarakat. Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan ini tidak membebani mereka yang sudah berada dalam kondisi sulit,” tambahnya.
Selain itu, Rahmat mengingatkan bahwa kebijakan fiskal yang adil harus mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa memperburuk ketimpangan sosial atau ekonomi.
“Pajak seharusnya tidak hanya menjadi beban, tetapi juga menjadi solusi untuk pemerataan kesejahteraan. Kami berharap pemerintah bisa lebih mempertimbangkan dampak jangka panjang dari kenaikan PPN ini, agar tidak merugikan generasi muda dan masyarakat menengah yang sedang berjuang,” tutupnya.
Sebagai langkah konkret, Forum Gen-Z Nusantara mengusulkan agar pemerintah memperkenalkan kebijakan yang lebih progresif, seperti meningkatkan pajak bagi kelompok berpenghasilan tinggi dan memperkuat program bantuan sosial yang tepat sasaran. Rahmat berharap bahwa kebijakan semacam itu bisa meringankan beban masyarakat menengah dan memberi kesempatan lebih besar bagi generasi muda untuk berkembang dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi negara.