Analisnews.co.id | Jakarta – Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan menekankan pentingnya kolaborasi antara kementerian, pemerintah daerah, dan komunitas dalam memajukan pemberdayaan perempuan dan anak. Menurutnya, sinergi yang kuat tidak hanya diperlukan untuk memberikan perlindungan, tetapi juga untuk menciptakan anak-anak yang berprestasi dan berdaya saing.
“Kolaborasi ini sejalan dengan visi Presiden untuk membangun bangsa yang lebih kuat melalui pemberdayaan perempuan dan anak. Seni dan budaya dapat menjadi alat edukasi yang sangat efektif dalam mencapai tujuan tersebut. Inisiatif seperti buku dan puisi-puisi karya seniman Indonesia dapat memberikan ruang bagi kreativitas anak-anak, sekaligus menghidupkan kembali budaya lokal dengan pendekatan yang relevan dengan tren masa kini,” ujar Wamen PPPA dalam acara peluncuran Buku Antologi Puisi Bersama dan Diskusi “Ibu, Aku Anakmu”, pada Selasa (24/12).
Dalam kesempatan tersebut, Wamen PPPA menyoroti pentingnya ruang kreatif seperti Taman Ismail Marzuki sebagai wadah pengembangan bakat seni dan budaya. Ia mengapresiasi seniman dari seluruh Indonesia yang terus berkarya melalui puisi dan karya seni lainnya. Menurutnya, kreativitas ini harus didukung oleh pemerintah melalui penyediaan fasilitas yang memadai dan kurasi yang terarah.
“Kita butuh ruang untuk anak-anak kita, agar talenta-talenta mereka dapat berkembang dan diapresiasi. Mengangkat budaya lokal melalui media modern, seperti musikal atau lagu-lagu anak dengan sentuhan baru, dapat menjadi solusi untuk menarik perhatian generasi muda. Penting juga sistem kurasi untuk menampilkan talenta dari berbagai daerah di panggung nasional,” kata Wamen PPPA.
Selain itu, Wamen PPPA menyoroti perlunya koordinasi yang lebih baik antara kementerian dan pemerintah daerah untuk menciptakan program-program berbasis keluarga, seperti perencanaan keluarga yang berkualitas dan pemberdayaan perempuan.
“Anak yang berprestasi, ibu yang berdaya, dan keluarga yang berkualitas harus menjadi tujuan kita bersama. Saya berharap acara ini dapat menjadi langkah awal menuju kolaborasi lintas sektor yang lebih erat, dengan target meningkatkan kesadaran dan solusi konkret untuk tantangan sosial yang dihadapi perempuan dan anak di Indonesia. Kolaborasi tidak bisa dilakukan hanya sekali, dibutuhkan pertemuan rutin untuk mengubah pola pikir dan mencapai target yang jelas. Saya yakin, jika kita bekerja sama, dalam 3 hingga 5 tahun kita bisa melihat perubahan signifikan dalam membangun bangsa yang lebih baik,” pungkas Wamen PPPA.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati yang turut hadir juga menegaskan pentingnya kolaborasi dalam memajukan budaya dan ekonomi kreatif Indonesia.
“Saya mengapresiasi upaya komunitas seperti Taman Inspirasi Sastra Indonesia yang berhasil mengumpulkan pecinta, pelaku, dan pengamat budaya. Kolaborasi semacam ini menjadi sarana penting untuk memperkuat identitas budaya bangsa. Perlunya Indonesia mengembangkan seni dan budaya sebagai bagian dari pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics), agar seni tidak tertinggal dalam pembangunan bangsa. Negara-negara seperti Korea Selatan telah membuktikan bahwa budaya bisa menjadi soft power untuk menguatkan posisi bangsa di kancah internasional. Mereka memanfaatkan budaya melalui ekonomi kreatif seperti K-Pop dan drama Korea. Indonesia juga memiliki potensi besar melalui identitas budaya lokal yang dapat dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi kreatif,” ujar Rahayu Saraswati.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi DKI Jakarta, Syaefuloh Hidayat juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam membangun budaya literasi yang lebih baik di Jakarta.
“Buku Antologi Puisi ini sejalan dengan upaya Dinas Perpustakaan dalam meningkatkan literasi masyarakat dan mendukung pemberdayaan perempuan, khususnya ibu, melalui akses informasi dan pendidikan. Kegiatan seperti ini dapat menjadi inspirasi untuk terus memperkuat peran perpustakaan sebagai pusat literasi dan pemberdayaan masyarakat. Kami berharap karya ini tidak hanya menjadi bacaan inspiratif, tetapi juga memperkaya hasanah sastra dan literasi bangsa. Insya Allah, dengan semangat dan kerja sama, kita dapat mewujudkan Jakarta yang lebih maju di masa depan,” ujar Syaefuloh Hidayat.
Ketua Umum Komunitas Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Octavianus menyampaikan peluncuran buku ini menjadi momentum penting untuk mengingatkan masyarakat tentang pentingnya peran ibu dan nilai cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari.
“Buku puisi berjudul “Ibu Aku Anakmu” resmi diluncurkan dalam peringatan Hari Ibu. Buku ini mengangkat tema cinta kasih antara ibu dan anak, menggambarkan hubungan emosional yang mendalam dan tak terputus dalam bahasa sastra. Tema ini dipilih karena melihat fenomena sosial yang menunjukkan adanya permasalahan dalam cinta kasih di masyarakat. Ibu adalah matahari kehidupan. Hubungan ibu dan anak tidak akan pernah bisa putus. Buku ini adalah pengingat bagi kita semua untuk menjaga dan merawat cinta kasih yang sejati. Ketika seorang anak tumbuh, alam bawah sadar mereka menyimpan apa yang diberikan oleh orang tua. Oleh karena itu, berikan cinta kasih yang benar kepada mereka,” ujar Octavianus***
Red: DaBon/Yd