BANGKA SELATAN– Proyek pengadaan wahana permainan Bianglala dan Rainbow Slide yang diadakan oleh Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terhambat dan tidak dapat selesai tepat waktu sesuai kontrak. Dengan nilai kontrak mencapai Rp 8,3 miliar, proyek yang diharapkan selesai pada 24 Desember 2024 ini mengalami keterlambatan yang disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pengiriman alat yang terlambat. Kamis (26/12/2024).
Meskipun wahana permainan tersebut sudah berada di lokasi proyek pada 21 Desember 2024, hanya beberapa hari sebelum kontrak berakhir, pekerjaan masih dalam tahap penyelesaian.
Keterlambatan ini menyebabkan pemerintah Kabupaten Bangka Selatan memberikan sanksi berupa denda kepada pihak kontraktor.
Sanksi dikenakan dengan besaran denda kurang dari satu persen dari nilai kontrak, yang jika dihitung sekitar Rp 8 juta per hari.
Galuh, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bangka Selatan, menjelaskan bahwa denda ini diterapkan karena kontraktor gagal menyelesaikan proyek sesuai jadwal yang disepakati.
Meskipun demikian, pihaknya memberikan kesempatan perpanjangan waktu selama 50 hari untuk menyelesaikan sisa pekerjaan. “Kami memberikan perpanjangan waktu selama 50 hari, dan denda per hari dikenakan sekitar Rp 8 juta. Kami berharap proyek ini dapat selesai dalam jangka waktu tersebut,” ujar Galuh di Toboali, Kamis (26/12/2024).
Faktor utama keterlambatan adalah masalah pengiriman peralatan wahana yang datang langsung dari China. Menggunakan jalur laut, pengiriman mengalami penundaan akibat badai Typhoon yang melanda kawasan tersebut.
Dampaknya, barang yang semula dijadwalkan tiba lebih awal, tertunda sekitar dua minggu. Selain itu, setelah sampai di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, peralatan wahana harus melalui pemeriksaan administrasi oleh Bea Cukai yang memakan waktu dua pekan sebelum akhirnya dikirim ke Kabupaten Bangka Selatan.
Namun, Galuh tetap optimis proyek ini dapat selesai sesuai dengan target yang telah diperpanjang. “Kami menargetkan penyelesaian pada 31 Desember 2024. Tim kami sudah berpengalaman dalam pengerjaan proyek ini, dan setelah terpasang, wahana akan diperiksa oleh teknisi dari China, termasuk pemeriksaan kelistrikan yang dilakukan oleh pabrikan langsung,” kata Galuh.
Proyek ini menjadi yang pertama dan satu-satunya wahana permainan Bianglala di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bianglala ini akan memiliki ketinggian 30 meter dengan 18 kabin yang dapat menampung antara empat hingga enam orang.
Sedangkan Rainbow Slide yang dibangun setinggi tujuh meter, lebar enam meter, dan panjang lintasan sepanjang 56 meter, diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata baru di Kabupaten Bangka Selatan.
Proyek ini juga menjadi salah satu proyek strategis daerah yang mendapat pendampingan dari Kejaksaan Negeri Bangka Selatan.
Selain memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah, diharapkan keberadaan wahana permainan ini dapat menarik wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung ke Kabupaten Bangka Selatan.
Keberhasilan proyek ini juga diharapkan menjadi contoh bagi proyek-proyek lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Namun, meski terdapat berbagai tantangan, baik dari faktor alam maupun administrasi, proyek pengadaan wahana permainan ini masih diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi sektor pariwisata dan perekonomian di daerah tersebut.
Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan terus mendorong penyedia jasa untuk segera menyelesaikan pekerjaan dan menyelesaikan segala masalah teknis yang ada agar wahana ini dapat segera dinikmati oleh masyarakat.
Dengan perpanjangan waktu yang diberikan, pemerintah berharap proyek ini dapat selesai tepat waktu dan memberikan manfaat yang maksimal.
Namun, pemberian sanksi berupa denda yang dikenakan kepada kontraktor menjadi pengingat bagi semua pihak terkait akan pentingnya ketepatan waktu dalam penyelesaian proyek-proyek strategis yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat.
Proyek pengadaan wahana permainan Bianglala dan Rainbow Slide di Bangka Selatan mengalami keterlambatan yang disebabkan oleh sejumlah faktor eksternal, seperti badai Typhoon yang menghambat pengiriman barang dari China.
Meskipun demikian, pemerintah daerah memberikan perpanjangan waktu dan memberikan sanksi denda kepada kontraktor yang terlambat menyelesaikan pekerjaan. Keberhasilan proyek ini sangat diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata baru dan memberikan manfaat besar bagi perekonomian lokal.Analisnews.co.id
Penulis:tim red
Editor:M.Jhon kanedy