Tentang Pupuk Bersubsidi yang Tepat Waktu
Bukti Komitmen Presiden Prabowo Meningkatkan Kesejahteraan Petani
Oleh: Pujo Utomo (Mahasiswa S2 KPI UIN Bandung)
Persoalan distribusi pupuk bersubsidi dari pemerintah yang selama ini menjadi keluhan petani, kini sudah tidak terjadi lagi. Karena untuk pertama kalinya sepanjang sejarah penyaluran pupuk bersubsidi tepat waktu yakni 1 Januari 2025.
Selama ini pendistribusian pupuk dari pusat ke petani bisa memakan waktu sampai setahun. Masalahnya tak lain dan tak bukan karena banyaknya pintu biokrasi yang harus dilewati hingga pupuk sampai ke tangan petani. Agar pupuk sampai ke tangan petani harus melewati belasan kementerian dan 145 regulasi, namun kini telah kita ringkas.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam satu kunjungan kerja mendapati petani di Musi Rawas Sumatera Selatan, belum mendapatkan pupuk bersubsidi yang semestinya sudah didapatnya delapan bulan sebelumnya.
“Waktu pertamakali kami keliling, seluruh Indonesia berteriak masalah pupuk,” kata Mentan Amran, seperti diberitakan KOMPAS.com.
Kemudian Presiden Prabowo mengambil langkah dengan menyederhanakan persoalan distribusi pupuk ini. Tidak usah terlalu banyak yang terlibat dalam pendistribusian pupuk ini.
Keberhasilan ini tidak lepas dari komitmen dan perhatian besar Presiden Prabowo Subianto terhadap sektor pertanian. Presiden memberikan berbagai stimulus untuk memastikan kebutuhan petani terpenuhi, termasuk dalam penyederhanaan skema penebusan pupuk subsidi dan alokasi yang lebih terencana. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Prabowo atas dukungan penuh kepada sektor pertanian.
Pada tahun 2025, skema penebusan pupuk subsidi telah disederhanakan untuk memastikan distribusi lebih efisien dan transparan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 644/KPTS/SR.310/M.11/2024, pemerintah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi sebesar 9,5 juta ton.
“Atas nama petani Indonesia, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto atas komitmen dan perhatian luar biasa terhadap sektor pertanian. Penyaluran pupuk bersubsidi yang tepat waktu ini menjadi tonggak penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian nasional,” ujar Menteri Andi Amran di Jakarta, Jumat (3/1/2025). Seperti diberitakan suara.com.
Penyaluran pupuk subsidi ini diperuntukkan bagi petani di subsektor tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), hortikultura (cabai, bawang merah, bawang putih), serta perkebunan (tebu rakyat, kakao, kopi). Luas lahan yang mendapatkan alokasi pupuk subsidi maksimal 2 hektare, termasuk petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Perhutanan Sosial.
Perhatian dan keseriusan Presiden Prabowo terhadap pertanian khususnya penyaluran subsidi pupuk ini sangat menggembirakan petani, termasuk petani di Indrmayu. Di antaranya para petani yang tergabung dalam Paguyuban Petani Penyangga Ketahanan Pangan Indonesia (P3KPI), yang selama ini bekerjasama dengan Ma’had Al-Zaytun. Anggota P3KPI yang jumlahnya mencapai ratusan orang dari berbagai kecamatan yang ada di Indramayu seperti, Kecamatan Gantar, Kecamatan Haurgeulis, Kecamatan Anjatan, Kecamatan Patrol, Kecamatan Bongas, dan Kecamatan Kroya, menggarap lahan milik Al-Zaytun yang luasnya lebih dari 600 hektar, dengan sistem bagi hasil. Sementara seluruh modal dari Ma’had Al-Zaytun. Inilah salah satu kebermanfaatan masyakar dengan adanya Al-Zaytun.
Dikutip dari Detikjabar.com Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang mengaku sangat menyambut baik kebijakan penyaluran pupuk secara langsung ke gabungan kelompok tani (Gapoktan). Sebab menurutnya hal itu bisa memotong rantai distribusi yang kerap terkendala peraturan di tingkat daerah.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang mengaku sangat menyambut baik kebijakan penyaluran pupuk secara langsung ke gabungan kelompok tani (Gapoktan). Sebab menurutnya hal itu bisa memotong rantai distribusi yang kerap terkendala peraturan di tingkat daerah.
Dengan kemudahan pupuk ini tentu saja akan banyak sekali dampak positifnya yakni Peningkatan hasil pertanian: kemudahan akses terhadap pupuk yang berkualitas dapat meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Hal ini berpotensi meningkatkan hasil panen dan produktivitas pertanian.
Peningkatan pendapatan petani: dengan hasil pertanian yang lebih baik, petani dapat memperoleh pendapatan yang lebih tinggi. Ini akan meningkatkan kesejahteraan mereka dan mendorong keberlanjutan dalam usaha pertanian.
Ketahanan pangan: ketersediaan pupuk yang cukup dan tepat dapat mendukung ketahanan pangan negara, karena dapat meningkatkan produksi pangan dalam negeri. Ini membantu memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus berkembang.
Diversifikasi tanaman: dengan pupuk yang memadai, petani mungkin lebih mudah untuk mencoba menanam berbagai jenis tanaman. Hal ini dapat meningkatkan keragaman produk pertanian dan mendukung keberagaman konsumsi pangan.
Inovasi dan teknologi pertanian: akses yang lebih baik ke pupuk dapat mendorong petani untuk menerapkan teknologi pertanian yang lebih modern dan efisien, seperti penggunaan pupuk yang lebih tepat guna dan ramah lingkungan.
Dan yang pasti tidak akan ada cerita lagi. “Belum ditandatangani bupati”.