Apa Kata Dunia Ketika Perpisahan Hanya Tinggal Tanya yang Tak Terjawab

(Oleh : Toni Wiramanggala)

Dunia penuh dengan perpisahan, namun yang paling menyakitkan bukanlah yang diwarnai oleh tangis atau kata-kata terakhir, melainkan yang berakhir dalam hening. Ketika seseorang pergi tanpa penjelasan, meninggalkan kita dalam ruang penuh pertanyaan, apa yang sebenarnya tersisa untuk dikatakan?

Bagi sebagian orang, perpisahan semacam ini menjadi lubang yang tak pernah terisi. Ketidaktahuan menciptakan ruang gelap di mana pikiran kita menjadi musuh terburuk. Kita bertanya-tanya apa yang salah, di mana letak kesalahan, dan apakah ada yang bisa diperbaiki. Dunia seakan menjadi saksi bisu dari luka yang tidak terlihat, tetapi begitu nyata menghancurkan.

Namun, ada juga yang berpendapat bahwa perpisahan tanpa jawaban adalah pengingat bahwa hidup tidak selalu menyediakan resolusi. Kita diajak untuk menerima ketidakpastian, meskipun itu pahit. Dunia, dengan segala kompleksitasnya, mungkin melihat ini sebagai pelajaran: bahwa tidak semua cerita berakhir dengan kejelasan.

Tetapi benarkah demikian? Dalam budaya yang terus mendorong komunikasi terbuka, perpisahan tanpa penjelasan terasa seperti penghianatan. Dunia modern menuntut alasan atas segalanya, dari yang sederhana hingga yang rumit. Maka, ketika seseorang memilih pergi tanpa kata, hal itu dianggap melawan norma. Orang-orang yang ditinggalkan sering kali merasa kehilangan kendali, seolah-olah martabat mereka direnggut.

Meski begitu, tidak semua kepergian tanpa jawaban bermaksud menyakiti. Dunia harus memahami bahwa ada yang pergi karena luka mereka sendiri, karena mereka tidak tahu cara berbicara, atau mungkin karena terlalu sulit bagi mereka untuk menjelaskan. Perpisahan ini, meskipun menyakitkan, mengajarkan kita untuk melihat lebih dalam: bahwa terkadang keheningan juga adalah bahasa—meskipun sulit untuk dimengerti.

Pada akhirnya, apa kata dunia? Dunia akan selalu berbicara, menilai, dan berspekulasi. Namun, dalam keheningan yang ditinggalkan oleh perpisahan, hanya mereka yang merasakannya yang benar-benar tahu betapa dalamnya luka itu. Dunia mungkin tidak akan pernah memahami sepenuhnya, tetapi mereka yang terluka, lambat laun, akan menemukan cara untuk berdamai dengan ketidakpastian.