Peristiwa ini bermula ketika seorang wartawan asal Garut Selatan, DD (52), mengunjungi sekolah tersebut. Dalam kesempatan itu, YS diduga berkata dalam bahasa Sunda: “Ah wartawan mah tukang ngorek-ngorek kana kasalahan batur,” yang dalam terjemahan bebas berarti wartawan hanya mencari-cari kesalahan orang lain.
Menanggapi hal ini, Presiden Ruang Rakyat Garut (RRG), Eldy Supriadi, menyayangkan pernyataan yang dilontarkan oleh YS. Menurutnya, seorang kepala sekolah seharusnya menjadi contoh dalam menjaga komunikasi yang baik dan menghormati semua profesi.
“Sangat disayangkan jika benar seorang kepala sekolah mengeluarkan pernyataan seperti itu. Wartawan memiliki tugas penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat dan tidak seharusnya profesi mereka direndahkan,” ujar Eldy pada Rabu (29/01/2025).
Eldy juga mengingatkan bahwa wartawan bekerja berdasarkan kode etik jurnalistik dan memiliki peran besar dalam menjaga transparansi serta akuntabilitas publik. Oleh karena itu, ia meminta YS segera memberikan klarifikasi dan, jika diperlukan, menyampaikan permohonan maaf kepada insan pers agar polemik ini tidak semakin meluas.
“Saya harap yang bersangkutan segera meluruskan masalah ini. Jika memang ada kesalahpahaman, sebaiknya diselesaikan dengan baik. Jangan sampai pernyataan seperti ini mencoreng citra dunia pendidikan,” tambahnya.
Sementara itu, berbagai organisasi pers di Garut turut mengecam dugaan pernyataan YS. Mereka menegaskan bahwa seorang pendidik seharusnya memahami pentingnya kebebasan pers serta peran media dalam menjaga transparansi.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak SMAN 31 Garut melalui bagian Humas menyatakan kesiapannya untuk memberikan klarifikasi lebih lanjut. Namun, kalangan wartawan di Kabupaten Garut dikabarkan tengah mempertimbangkan langkah hukum untuk melaporkan dugaan penghinaan ini ke Polres Garut. (*)