Example 728x250
Terkini

Pemberian Susu Pada Makanan Bergizi Gratis Perlu Perhatikan Kandungan Gula dan Dampak Lingkungan

69
×

Pemberian Susu Pada Makanan Bergizi Gratis Perlu Perhatikan Kandungan Gula dan Dampak Lingkungan

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI SUSU PERTUMBUHAN

Analisnews.co.id
JAKARTA – Kandungan gula pada susu yang diberikan melalui program Makanan Bergizi Gratis (MBG)
perlu diperhatikan karena bisa berdampak terhadap kesehatan dan tumbuh kembang anak. Apalagi,
kelebihan gula pada anak bisa berdampak pada penurunan daya ingat dan konsentrasi belajarnya.
Begitu juga kemasan susu yang digunakan, sebaiknya tidak menimbulkan sampah terhadap
lingkungan.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa kebiasaan mengonsumsi asupan gula berlebih pada anak dapat
mengganggu kemampuan otak untuk berfungsi secara optimal. Bahkan, kondisi ini juga bisa
berdampak pada penurunan daya ingat dan konsentrasi anak sehingga dapat mempengaruhi prestasi
belajar di sekolah.
Sebuah penelitian juga menyebutkan bahwa 8 dari 100 anak di Indonesia menderita obesitas. Selain
faktor genetik dan kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan mengonsumsi makanan tidak sehat, termasuk
konsumsi gula berlebih, juga menjadi penyebab anak mengalami obesitas.

Prof. Dr. Tria Astika Endah Permatasari, ahli gizi dan kesehatan masyarakat mengatakan pemberian
susu penting ditambahkan dalam makanan bergizi gratis karena mengandung elemen yang sangat
esensial untuk pertumbuhan anak. Namun, dia juga mengingatkan agar susu yang diberikan pada anak
dalam MBG itu harus diperhatikan juga kandungan gulanya seperti susu Ultra High Temperature (UHT)
meskipun mengandung protein, vitamin A, dan vitamin D yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Dia menuturkan kandungan gula dalam susu UHT hampir mencapai 20 gram. Padahal, dalam satu hari
asupan gula anak maksimal 30 gram. “Jika dalam satu kali minum susu sudah masuk 20 gram, belum
lagi ditambah gula dari makanan atau minuman lain. Maka besar kemungkinan anak kelebihan gula,”
ujar Guru Besar Bidang Ilmu Gizi dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta ini.

Tria menyebut bahwa kandungan gula dalam susu bisa berbahaya bagi anak dalam 20 tahun
mendatang. Bukannya mengatasi stunting, tetapi malah menimbulkan masalah baru seperti obesitas
dan diabetes. “Jadi, investasi yang kita harapkan bisa mengatasi stunting, tapi malah muncul masalah
baru,” katanya.

Untuk mendukung pertumbuhan fisik anak, menurut Tria, jenis susu yang digunakan harus yang
mengandung kalsium, fosfor, magnesium, dan protein. Sedang untuk mendukung kecerdasan otak
anak, susu yang dipilih harus mengandung omega-3 dan omega-6, AA dan DHA, hingga sphingomyelin.
“Jadi, tidak sembarang susu yang diberikan,” katanya.

Hal senada juga disampaikan ahli gizi dari Universitas Esa Unggul, Nazhif Gifari. Dia mengatakan anakanak rawan terhadap rasa manis. “Karena, kalau sudah merasakan manis, anak-anak itu biasanya ingin
nambah lagi. Itu yang harus diperhatikan,” tukasnya.

Dia mengutarakan meningkatkan kadar gula darah pada anak-anak bisa menyebabkan energinya
menjadi tidak stabil. Akibatnya, anak itu akan gampang lelah, susah fokus dalam belajarnya, dan daya
ingatnya juga melemah. “Jadi, susu yang diberikan melalui makan bergizi gratis itu juga perlu
diperhatikan dan diawasi agar tidak mengandung tinggi gula,” katanya.

Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia,
Prof. Dr. Hardinsyah juga mengatakan meski dibutuhkan untuk perkembangan otak, penggunaan gula
ini juga harus dibatasi. “Jadi, penting peran dari semua pihak untuk melakukan edukasi kepada anakanak,” ucapnya.
Dia juga menyarankan agar pemberian susu melalui MBG itu diperhatikan kandungan gula di
dalamnya. “Susu yang diberikan juga sebaiknya yang mengamdung omega-3 yang bisa meningkatkan
kecerdasan anak-anak di sekolah,” katanya.
Selain kandungan gulanya, hal yang harus diperhatikan dalam pemberian susu melalui program MBG
ini adalah masalah lingkungan.

Hashim Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan
Energi meminta agar kemasan susu yang dipakai pada MBG itu tidak menggunakan plastik yang single
use atau sekali pakai.
Karena, menurutnya, kemasan single use itu akan menjadi masalah besar yang menyebabkan sampah bagi lingkungan. “Jadi, saya minta single use plastik, saya minta dilarang digunakan di MBG,” ujarnya.

PERATURAN WAJIB : AnalisNews adalah Media Jurnalis Warga pertama di Indonesia yang menyediakan ruang bagi jurnalis warga untuk mempublikasi berita, "ANALISNEWS HANYA MENYAJIKAN BERITA BAIK MENDUKUNG PROGRAM PEMERINTAH, TNI, POLRI" DILARANG BERITA KASUS, semua jurnalis warga wajib mengikuti kaidah Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman Media Siber tanpa terkecuali, Dilarang melakukan pemerasan dan Dilarang berbuat kriminal sekecil apapun, username/ nama pengguna sesuai nama di KTP, jurnalis warga bertanggung jawab atas berita yang dibuatnya, Nama Jurnalis wajib tercantum dalam BOX REDAKSI, TIDAK SAH JIKA TIDAK ADA DALAM BOX REDAKSI, Dilarang meminta imbalan atas berita. "ANALISNEWS BERITA BAIK DAN MEMBANGUN, TIDAK MEMUNGUT APAPUN, ANALISNEWS BERKIPRAH TANPA PAMRIH UNTUK MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA"