Blora – Analisnews : Bupati Blora, Arief Rohman duduk bersama sejumlah stakeholder pertanian guna membahas langkah-langkah percepatan musim tanam padi kedua (MT2), Senin (17/3/2025).
Langkah itu dilakukan setelah menerima kunjungan kerja Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI untuk peningkatan swasembada pangan, di Kabupaten Blora pada Sabtu (15/3/2025) lalu.
Bukan hanya dari Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) saja yang dikumpulkan, namun juga seluruh koordinator penyuluh pertanian, seperti Camat, Danramil dan Kapolsek. Serta perwakilan Kepala Desa hingga Bulog, untuk duduk bersama.
Rapat yang diselenggarakan di ruang Pertemuan Setda Blora itu, dipimpin langsung oleh Bupati Arief Rohman, didampingi Sekda Komang Gede Irawadi, Kasdim Blora, bersama Kasdim 0721/Blora Mayor Inf. Bani, dan Kabag SDM Polres Blora, AKP Pujiono.
Dr. Arif mengemukakan, sesuai arahan Presiden di berbagai kesempatan, termasuk saat retret di Magelang lalu, kita diminta untuk mendukung program swasembada pangan, sehingga Dirjen Tanaman Pangan ditugaskan Menteri Pertanian ke Blora untuk memonitoring langsung.
Lebih lanjut dikemukakan, dalam bulan Maret Blora berhasil masuk 8 besar nasional produksi panen padinya, yakni sebanyak 28 ribu Hektar.
Alhamdulillah Ini membuktikan bahwa Blora masuk sebagai lumbung pangan nasional, di Jawa Tengah nomor dua setelah Grobogan.
Bupati Arief, menyatakan, pada musim tanam kedua (walikan) di bulan Maret ini, Blora ditarget Kementerian Pertanian bisa tanam lagi LTT (Luas Tambah Tanam) dari target awal 20 ribu Hektar jadi 25 ribu hektar.
Sehubungan dengan target tersebut, Bupati mengajak seluruh stakeholder bisa melakukan percepatan dan sosialisasi kepada petani. Agar setelah panen, tanah bisa segera diolah untuk ditanami kembali.
“Saya ini juga baru sampai dari Jakarta. Tadi malam bertemu Pak Menko Pangan, Zulkifli Hasan diskusi ketahanan pangan sampai jam 1 malam. Insha Allah minggu depan seluruh pemerintah daerah di Jawa Tengah juga akan diundang ke Semarang untuk koordinasi program swasembada pangan ini. Jadi kita semua harus fokus program swasembada pangan. Apalagi mayoritas masyarakat Blora merupakan petani,” tandasnya.
Sedangkan untuk mempercepat proses panen, yang diprediksi bulan ini puncak panen di Blora, Bupati meminta agar Dinas Teknis bisa mengupayakan penambahan pengadaan combine harvester atau alat mesin panen padi. Bisa kerja sama dengan Dinas Pertanian Provinsi maupun pusat.
“Kendala di lapangan saat ini panennya tidak bisa cepat karena keterbatasan combine. Bahkan harus mendatangkan dari Jawa Timur. Kalau bisa idealnya satu desa satu combine. Agar petani tidak terlalu lama untuk panen, dan mengolah tanahnya kembali untuk MT2,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala DP4, Ngaliman, melalui Sekretaris DP4, Lilik Setyawan, menerangkan, bulan Maret ini hingga tanggal 17 sudah ada 10 Hektar tanam padi MT2.
Sehingga untuk mengejar target 25 ribu hektar dari Kementerian Pertanian masih butuh 15 ribu Hektar lagi.
“Potensinya untuk MT2 masih ada seluas 37 ribu Hektar. Sehingga untuk mewujudkan target dari Kementerian Pertanian 25 ribu hektar, jika kita gerak bersama optimis bisa tercapai. Prediksi cuaca hujan juga masih turun sampai April-Mei nanti,” bebernya.
Dalam kesempatan itu Kasdim 0721/Blora Mayor Inf. Bani, menyatakan kesiapannya untuk mensukseskan program swasembada pangan ini.
Menurutnya ini menjadi bagian dari bela negara dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional.
“Mewakili Pak Dandim, hingga Danramil dan Babinsa , kami siap turun untuk sosialisasi dan membantu petani mengawal program swasembada pangan ini. Mulai dari tanam, hingga panen dan penyerapan gabahnya,” ucap Mayor Inf. Bani.
Pada umumnya untuk MT2 wilayah Blora Selatan dan Timur tidak ada kendala dan bisa dimaksimalkan karena dekat dengan DAS Bengawan Solo.
Sedangkan Blora utara dan barat menjadi PR bersama karena debit Kali Lusi tidak sebesar Bengawan Solo.
Sehingga Bupati Blora Arief Rohman meminta agar irigasi bisa dimaksimalkan dengan sumber sumber air yang ada. (*)