Cibabat Masih Siaga, Pergeseran Tanah Kembali Ancam Pemukiman Warga

Bencana pergeseran tanah di RT 04 RW 19, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, masih menjadi ancaman serius. Setelah dua rumah dilaporkan rusak pada Senin pagi (07/04/2025), hari ini jumlahnya bertambah menjadi empat. Warga pun terus berjaga-jaga mengantisipasi kemungkinan terburuk.
Peristiwa ini bermula ketika tanah mulai bergerak pada Senin pagi. Dua rumah milik warga setempat rusak parah, dan sepuluh rumah lainnya dinyatakan berada dalam zona rawan. Salah satu penyebab kekhawatiran adalah keberadaan bangunan tiga lantai di titik tertinggi yang dikhawatirkan dapat runtuh dan menimpa rumah-rumah di bawahnya.
Dari pantauan lapangan, selain dua rumah yang sudah mengalami kerusakan, rumah di belakang dan bawah milik Indra kini juga terdampak. Indra dan Cepi, dua warga yang rumahnya rusak, berharap segera mendapat bantuan dan perhatian dari pemerintah.
“Saya ingin ada bantuan sesegera mungkin, agar rumah bisa ditinggali kembali. Kalau pun harus direlokasi, saya ikhlas. Tapi setidaknya kami butuh bantuan seperti sembako dulu untuk bertahan,” ujar Indra, salah satu korban terdampak. Selasa, (08/04/2025).
Ketua RT 04 RW 19, Hendi, menyuarakan harapan serupa. Ia menegaskan perlunya tindakan cepat dari pemerintah.
“Warga mulai resah. Kami takut ada pergeseran susulan. Mohon BPBD dan Pemkot Cimahi segera ambil langkah yang cepat dan tepat,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Cimahi, Kang Panji, saat dikonfirmasi melalui aplikasi pesan, membenarkan bencana tersebut. Ia menyebut pihaknya telah mengevakuasi warga di sekitar rumah terdampak.
“Langkah utama kami adalah memastikan tidak ada korban jiwa. Kami minta warga menghindari area terdampak. Ini bukan akibat gempa, tapi murni karena kondisi tanah yang labil. Ada tiga rumah yang sudah rusak, tapi sepuluh rumah di bawahnya juga sangat berisiko jika bangunan tiga lantai itu ambruk,” jelas Panji.
Ia menambahkan bahwa mitigasi bencana harus segera diperkuat.
“Kami sudah beri sosialisasi dan terus pantau kondisi. Kajian sementara menunjukkan perlunya penguatan sistem mitigasi dari level kelurahan, RW hingga RT,” pungkasnya.
Masyarakat kini masih dalam kondisi siaga sembari menunggu keputusan dan bantuan dari pihak terkait. Semoga tidak ada korban jiwa dan solusi terbaik segera didapatkan. (*)