JAYAPURA, Analisnews.co.id – Pembangunan Rumah Sakit Umum (RSU) Jayapura yang saat ini memasuki tahap akhir, diharapkan menjadi simbol baru bagi pelayanan kesehatan modern, tidak hanya bagi masyarakat Papua tetapi juga bagi negara-negara di kawasan Pasifik.
Rumah sakit ini digadang-gadang akan menjadi pusat pelayanan kesehatan unggulan sekaligus institusi pendidikan kesehatan yang strategis.
Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong, menyatakan bahwa RSU Jayapura memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Selain itu, rumah sakit ini juga menjadi bentuk nyata dari komitmen pemerintah untuk memberdayakan Orang Asli Papua (OAP) melalui kebijakan afirmasi di sektor kesehatan.
“Rumah sakit ini akan menjadi pusat rujukan kesehatan bagi Papua serta negara tetangga seperti Papua Nugini dan Vanuatu. Namun, yang utama adalah memastikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Papua,” ujar Ramses saat meninjau lokasi pembangunan RSU Jayapura di Abepura, Jumat (11/4/2025).
Ramses menekankan bahwa kebijakan khusus perlu dilakukan untuk memastikan tenaga lokal, khususnya OAP, mendapatkan kesempatan dalam perekrutan tenaga nonmedis.
“Jika rekrutmen dibuka secara umum, maka peluang untuk tenaga lokal bisa terlewatkan. Oleh karena itu, kebijakan afirmasi diperlukan agar mereka bisa terserap,” jelas Ramses.
Selain itu, ia menyatakan tidak akan ada lagi sistem tenaga honorer di Papua. Ramses meminta agar sekitar 70 tenaga honorer yang sebelumnya bekerja di RS Abepura, yang kini telah dirumahkan, dapat direkrut kembali ke RSU Jayapura.
“Apakah status mereka nantinya akan menjadi PNS, itu akan kita bahas lebih lanjut. Namun, prioritas kami adalah tenaga kerja lokal yang telah ada,” tegasnya.
RSU Jayapura yang merupakan rumah sakit tipe B, dirancang oleh Kementerian Kesehatan dan dijadwalkan untuk diresmikan langsung oleh Presiden RI, Prabowo Subianto, pada Juni 2025 mendatang.
Saat ini, progres pembangunan telah mencapai 90 persen, dengan sisa pekerjaan yang meliputi penyempurnaan fasilitas dan akses jalan menuju lokasi rumah sakit.
Plh Direktur SDM, Pendidikan, dan Penelitian RSU Jayapura, I Nyoman Dharma, mengatakan bahwa rumah sakit ini mampu menampung hingga 250 pasien. Layanan IGD dengan kapasitas 35 tempat tidur akan menjadi fasilitas pertama yang dibuka pada tahap awal.
“Kami juga tengah mempersiapkan poliklinik sebagai bagian dari soft opening yang direncanakan pada pekan keempat April, sembari menunggu peresmian resmi,” tuturnya.
Sebagai langkah awal operasional, sebanyak 65 tenaga CPNS dari berbagai profesi telah dipanggil untuk mengisi formasi yang mayoritas didominasi oleh warga asli Jayapura.
Selain itu, sekitar 50 tenaga lokal telah direkrut untuk mendukung layanan kebersihan dan keamanan di RSU Jayapura. (Cal)
