Indramayu – Di tengah padatnya aktivitas akademik, olahraga menjadi salah satu cara efektif untuk menjaga kebugaran fisik dan kejernihan pikiran. Di lingkungan Al-Zaytun, olahraga tenis lapangan menjadi pilihan utama bagi sebagian warga kampus untuk melepas penat dan tetap bugar.
Ali Aminulloh, salah satu anggota aktif Al-Zaytun Tennis Association (AZTA), menuturkan bahwa olahraga tenis bukan hanya sekadar kegiatan fisik, tetapi juga sarana hiburan yang kompetitif dan menyegarkan.
“Di tengah rutinitas akademik yang padat, kami butuh ruang untuk menyegarkan tubuh dan pikiran. Tenis lapangan menjadi pilihan yang pas, menyenangkan, kompetitif, dan menyehatkan,” ujarnya, Senin (14/4).

AZTA merupakan komunitas tenis yang telah berdiri sejak tahun 2000 di lingkungan Al-Zaytun. Komunitas ini diisi oleh guru, dosen, hingga staf, yang rutin bermain tenis di sela waktu luang, baik pagi maupun sore hari.
“Kami tidak pernah memaksa waktu. Siapa pun bisa bergabung dan bermain kapan saja. Yang penting semangatnya sehat dan sportif,” tambah Ali.
Menariknya, AZTA tak hanya fokus pada latihan rutin. Setiap tahun, komunitas ini juga menggelar turnamen internal yang digelar secara fleksibel menyesuaikan jadwal peserta, bahkan bisa berlangsung hingga satu semester.
“Kami bagi hasil pertandingan menjadi dua grade: A dan B. Tapi intinya bukan soal juara, yang terpenting adalah semangat kebersamaan dan kebugaran,” jelasnya.

Untuk menunjang kelancaran dan transparansi pertandingan, tahun ini AZTA mulai memanfaatkan aplikasi khusus dalam pengaturan jadwal dan rekap hasil pertandingan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun dijalankan secara mandiri, kegiatan AZTA tetap berjalan secara terorganisir.
“Tenis di AZTA itu fleksibel, tapi tetap terstruktur. Semua biaya operasional, seperti pembelian bola hingga apresiasi untuk pemenang, ditanggung secara gotong royong oleh para anggota,” terang Ali.
Lebih dari sekadar aktivitas fisik, semangat berolahraga di AZTA juga sejalan dengan nilai-nilai yang diusung oleh Al-Zaytun, mendorong kemandirian, membangun sportivitas, serta menciptakan budaya sehat dalam komunitas.
“Kemandirian ini bagian dari budaya di Al-Zaytun, kami berolahraga bukan hanya untuk sehat fisik, tapi juga menumbuhkan jiwa tangguh dan mandiri,” ujar Ali.
Ia juga menegaskan bahwa kegiatan olahraga ini mendukung visi besar Al-Zaytun sebagai pusat pendidikan yang mengedepankan budaya toleransi dan perdamaian, menuju masyarakat yang sehat, cerdas, dan manusiawi.
“Tenis bukan sekadar olahraga, ini adalah jalan untuk membangun budaya sehat yang penuh nilai,” pungkasnya. (Ali Aminulloh)