Example 728x250
JabarTerkini

Mahasiswa PPG IPI Garut Edukasi Siswa SD Soal Batasan Diri: Langkah Konkret Cegah Kekerasan Seksual Sejak Dini

713
×

Mahasiswa PPG IPI Garut Edukasi Siswa SD Soal Batasan Diri: Langkah Konkret Cegah Kekerasan Seksual Sejak Dini

Sebarkan artikel ini
Garut,Analisnews.co.id – Kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur masih menjadi salah satu persoalan serius di Kabupaten Garut. Banyaknya kasus yang mencuat dalam beberapa tahun terakhir menggugah keprihatinan berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi dan mahasiswa. Tak tinggal diam, sekelompok mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan dari Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut mengambil inisiatif untuk turut berkontribusi dalam upaya pencegahan melalui jalur pendidikan.

Para mahasiswa yang berasal dari program studi Pendidikan Bahasa Indonesia ini menyelenggarakan kegiatan sosialisasi bertema “Kenali Tubuhmu, Lindungi Dirimu!” di SDN 1 Sukamukti, Kecamatan Cilawu, Garut. Sosialisasi ini difokuskan untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak sekolah dasar tentang pentingnya mengenal batasan tubuh, hak atas tubuh sendiri, serta mengajarkan cara menolak sentuhan yang tidak pantas dari orang lain.

Kegiatan yang berlangsung interaktif ini dipandu oleh tujuh mahasiswa PPG yang tergabung dalam satu tim, yaitu Nanan Nugraha (ketua pelaksana), Rindang Mekarsasi, Ismi Rahayu, Roro Tri Nur Herthira, Marleni, Fadila Nuraini, dan Rima Maryamah.

Dengan pendekatan yang menyenangkan dan ramah anak, mereka menggunakan media visual, permainan, cerita bergambar, dan diskusi ringan agar materi yang disampaikan mudah dipahami oleh siswa.

Menurut Nanan Nugraha, inisiatif ini lahir dari keresahan mereka terhadap situasi yang semakin memprihatinkan. “Banyak anak-anak yang menjadi korban karena kurangnya pengetahuan dasar mengenai hak tubuh mereka sendiri. Kami merasa perlu mengambil peran, meski kecil, untuk membantu membekali mereka dengan informasi penting ini,” ujar Nanan.

Ia menambahkan bahwa edukasi mengenai batasan tubuh harus menjadi bagian dari pembelajaran di usia dini, bukan hanya mengandalkan peran keluarga, tetapi juga dari lingkungan sekolah dan masyarakat luas.

“Kami percaya bahwa pencegahan yang efektif harus dimulai sedini mungkin, dengan bahasa yang sesuai dan pendekatan yang tepat,” lanjutnya.

Salah satu anggota tim, Roro Tri Nur Herthira, menyoroti pentingnya membangun kesadaran kolektif di kalangan masyarakat, termasuk para pendidik.

“Sering kali kita mendengar anak-anak jadi korban, tetapi kita kurang hadir untuk mencegahnya. Lewat kegiatan ini, kami ingin mengingatkan bahwa kita semua punya peran penting, tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga pelindung bagi generasi muda,” ungkapnya.

Selama kegiatan berlangsung, para siswa terlihat antusias mengikuti setiap sesi. Mereka berani bertanya, menjawab, dan berbagi pengalaman. Beberapa siswa bahkan mengaku baru mengetahui bahwa mereka berhak menolak sentuhan yang membuat mereka tidak nyaman.

Kepala SDN 1 Sukamukti, Engkon, S.Pd.I., menyambut baik dan memberikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Ia menyebutkan bahwa sosialisasi ini sangat relevan dengan kebutuhan anak-anak masa kini yang tumbuh di tengah berbagai tantangan sosial.

“Kami merasa terbantu dengan kehadiran mahasiswa PPG IPI Garut. Edukasi seperti ini penting untuk membuka wawasan anak-anak. Mereka jadi lebih berani, lebih paham hak tubuh, dan tahu kapan harus berkata tidak,” ujarnya. Rabu, (16/04/2025).

Engkon juga berharap agar kegiatan serupa bisa terus dilanjutkan, bahkan diadopsi oleh sekolah-sekolah lainnya di Garut.

“Edukasi seperti ini seharusnya bukan hanya sekali-sekali. Kalau bisa berkelanjutan, bahkan menjadi bagian dari kurikulum nonformal sekolah,” tambahnya.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program praktik lapangan mahasiswa PPG IPI Garut yang didorong untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan. Selain sebagai bentuk pengabdian, kegiatan ini juga menjadi sarana aktualisasi nilai-nilai kependidikan yang humanis dan kontekstual.

Dengan berakhirnya kegiatan ini, para mahasiswa berharap akan muncul gerakan serupa di kalangan pendidik maupun mahasiswa lainnya. Sebab, menjaga anak-anak dari kejahatan seksual bukan semata tugas satu pihak, melainkan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa.

“Kami sadar langkah kami kecil. Tapi jika banyak langkah kecil dilakukan bersama, maka akan menjadi gerakan besar yang berdampak luas,” pungkas Nanan Nugraha. (*)
PERATURAN WAJIB : AnalisNews adalah Media Jurnalis Warga pertama di Indonesia yang menyediakan ruang bagi jurnalis warga untuk mempublikasi berita, "AnalisNews Hanya Menyajikan Berita Baik Mendukung Program Pemerintah, TNI, POLRI" Dilarang Berita Kasus, semua jurnalis warga wajib mengikuti kaidah Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman Media Siber tanpa terkecuali, Dilarang melakukan pemerasan dan Dilarang berbuat kriminal sekecil apapun, username/ nama pengguna sesuai nama di KTP, jurnalis warga bertanggung jawab atas berita yang dibuatnya, Nama Jurnalis wajib tercantum dalam Box Redaksi, Tidak Sah JIKA Tidak Ada Dalam Box Redaksi, Dilarang meminta imbalan atas berita, kecuali Iklan berita Advertorial atau iklan Gambar/Banner dengan cara yang baik sesuai Prosedur