Indramayu, 2 Mei 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, Ma’had Al-Zaytun menyelenggarakan Simposium Nasional Pendidikan bertajuk “Membangun Ekosistem Pendidikan yang Tidak Terputus Menyongsong Indonesia Emas” pada 30 April hingga 2 Mei 2025 bertempat di Masjid Rahmatan Lil’Alamin Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah tokoh nasional di bidang pendidikan, sains, teknologi, dan kebijakan pendidikan, di antaranya:
- Prof. Dr. Yohanes Surya (Ahli Pendidikan STEM),
- Prof. Dr. Imam Suprayogo (Ahli Pendidikan Islam),
- Prof. Ki Supriyoko (Ahli Pendidikan Indonesia),
- Prof. Dr. Imron Arifin, M.Pd. (Ahli Kebijakan Pendidikan),
- Prof. Dr. Ciek Julyati Hisyam, M.M., M.Si. (Ahli Pendidikan Karakter),
- dan Prof. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph.D. (Ahli Maritim dan Pendidikan).
Simposium diikuti oleh 2.802 peserta yang terdiri atas dosen, mahasiswa, guru, pelajar, eksponen yayasan, tenaga kependidikan, serta koordinator pendidikan dari berbagai wilayah di Indonesia.

Ketua Yayasan Pesantren Indonesia, Imam Prawoto, M.B.A., pada sambutannya menyampaikan bahwa simposium ini adalah bagian dari strategi jangka panjang menyongsong Indonesia Emas. Ia menambahkan bahwa pendidikan masa depan harus melahirkan insan yang PINTAR (Professional, Integritas, Networking Strengthening, Tras Menteinent, Achievement Motivation, Realistis) dan CERDAS (Cakap, Etis, Rasional, Dinamis, Aktif, Sistemik).
Lebih lanjut Imam Prawoto, M.B.A., mengatakan bahwa simposium ini menjadi langkah konkret dalam membangun kolaborasi lintas ilmu, memperkuat integrasi nilai keagamaan dengan sains dan teknologi serta mempertegas komitmen Al-Zaytun dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkelanjutan menuju Indonesia yang unggul di tahun 2045.

Syaykh Al-Zaytun, AS Panji Gumilang, M.P., dalam sambutannya menyampaikan bahwa pendidikan yang dibangun Al-Zaytun merupakan bagian dari cita-cita besar bangsa Indonesia. Ia menekankan:
“Cita-cita Al-Zaytun adalah cita-cita Indonesia. Maka, imani dan hayati nilai-nilai Pancasila dalam seluruh lini kehidupan, terutama dalam pendidikan,” ungkap AS Panji Gumilang, M.P.

Pada hari pertama, nara sumber Prof. Dr. Yohanes Surya Ahli Pendidikan Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) memaparkan urgensi penguasaan matematika sejak dini menggunakan metode GASING (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan).
“Matematika itu mudah. Tidak ada anak yang bodoh, yang ada adalah mereka yang belum mendapatkan metode dan guru yang tepat.” Jelas Yohanes.

Sementara itu, Prof. Dr. Imam Suprayogo menyoroti kekuatan kemandirian Al-Zaytun sebagai institusi pendidikan swasta, serta mendorong dukungan pemerintah dalam pengembangan fakultas-fakultas strategis di Al-Zaytun.
“Saya yakin cita-cita syaykh akan terwujud,” harap Prof. Dr. Imam Suprayogo.