Analisnews co.id. Gianyar 1 juli 2024
GIANYAR.
Sanggar Waringin Emas dipercaya sebagai Duta Kabupaten Gianyar, untuk mengisi acara Utsawa (Parade) Janger Klasik di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46 tahun 2024.
Mengingat, Utsawa Janger Klasik bakal dipentaskan di Gedung Kesirarnawa, Art Center, Denpasar, pada Kamis, 4 Juli 2024 mendatang
Berbagai persiapan dilakukan, sebelum tampil di acara PKB ke-46. Tak tanggung-tanggung, Sanggar Waringin Emas melakukan gladi bersih pementasan Utsawa Janger Klasik berjudul “Tri Lingga Murti” di Jaba Sisi Pura Dalem Prajurit,
Banjar Pesalakan, Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Minggu, 30 Juni 2024.
Kelian Adat Banjar Pesalakan Desa Pejeng Kangin, I Wayan Sutama mengatakan, bahwa Janger Klasik merupakan kesenian yang telah ada sejak zaman dulu di Bali. Namun, ironisnya sekarang Janger Klasik sangat jarang dimiliki oleh Banjar-Banjar maupun Desa Adat di Bali.
“Kebetulan, kami disini di Banjar Pesalakan Pejeng Kangin sudah satu tahun mendirikan Janger Klasik ini dan terus adik-adik kami disini rutin belajar, yang akhirnya bisa dipercaya tampil di PKB tahun ini,” terangnya.
Menurutnya, Kesenian Janger Klasik ini ditampilkan khusus para remaja dari Banjar Pesalakan, Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.
Tak hanya itu, Kesenian Janger ini diakui sangat klasik yang bertutur dan berpenampilan lebih dominan cerita rakyat tentang kehidupan sehari-hari mereka.
“Jadinya hal ini sangat natural sekali dengan kegiatan masyarakat kita disini. Mungkin ada di bidang pertanian hingga ada lenggak-lenggok tariannya,” kata Perbekel Desa Pejeng Kangin Dewa Nyoman Putra.
Bahkan, Janger Klasik dianggap memiliki keunikan berciri khas yang dapat dilihat dari segi kostum dan nyanyian khusus yang memang klasik.
“Mungkin di beberapa kabupaten lain memang sudah ada Janger cuma untuk saat ini susah mencari regenerasi,” paparnya.
Untuk itu, pihaknya selaku pemangku di Desa Pejeng Kangin sangat bangga dan mengapresiasi terbentuknya Sanggar Waringin Emas di Banjar Pesalakan, Desa Pejeng Kangin, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar.
“Melalui Sanggar Waringin Emas itu melahirkan anak-anak yang giat dalam hal ini belajar, sehingga dari kegigihan mereka itu bisa dipercaya pihak Kabupaten Gianyar untuk menjadi Duta mewakili kita,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Pementasan Janger Klasik ini, disupport oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar. Terlebih lagi, kegiatan berkesenian ini tidak bisa dilakukan sendiri.
“Kami bangga sekali punya Jero Kelih, Jero Kelian dan Prajuru Desa Adat disini yang memotivasi anak-anak dengan semangat yang sangat luar biasa. Tanpa mereka yang memberi semangat, saya yakin tidak akan terbentuk ini, cukup menguras tenaga dan pikiran,” tegasnya.
Sebelum pentas di PKB, pihaknya menerima surat penunjukan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, yang kriteria sudah ditentukan dari Panitia Penyelenggara PKB ke-46.
“Jadi, Janger Klasik ini rata-rata remaja, mulai berusia 12 tahun hingga maksimal 17 tahun dan jumlah peserta itu maksimal penari kurang lebih 24 orang atau 12 pasang. Jadi, disini kita tampilkan Janger-nya 14 dan Kecak 14 ditambah lagi penari lakon,” rincinya.
Khusus di Banjar Pesalakan, Kesenian Janger Klasik diakui sudah diwariskan para leluhur, selain adanya kesenian Wayang Wong.
“Dari peninggalan leluhur itu, kita bisa regenerasi lagi untuk pementasan kesenian Janger Klasik. Jadi, background mereka memang sudah terbentuk dari warisan leluhur itu,” terangnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap Kesenian Janger Klasik tidak hanya tampil di PKB melainkan tetap melestarikan dan menjaga tradisi Janger Klasik sebagai tarian lokal di Banjar Pesalakan, yang termasuk tarian sangat sulit di Bali, karena melibatkan banyak orang dengan jumlah peserta sangat banyak dan tantangannya juga besar.
“Jadi, kami tidak mau hanya tampil di PKB, ya sudah tutup, tapi kami ingin tetap melestarikan kedepannya. Mudah-mudahan, anak-anak kami mampu juga bersemangat melestarikan hingga keberlanjutan kedepan,” pungkasnya. (Ranu/ace).