Analis News.com Lampung || Momentum Spirit Qurban 1445 H Lingkar Studi Islam Al-Hasan Kupangsari Gunung Sugih besar, Sekampung Udik, Lampung Timur, Lampung bertempat di kediaman Nuwo Ny. Maimunah, Minggu (23/06/2024) ini menghelat peringatan Haul ke 32 dalam rangka mengenang keteladanan sosok almaghfurlah Kyai Hasan Temanggung Jayo Dipo bin KH. Abdurrahman bersama Istri beliau bernama Nenek Bei Mi’ah Hasan binti Rajo Alam VIII ke 20, termasuk Dzuriyah beliau Abah Ismail Mustajab ke 12 bin Ahmad bin Salwi/Alwi gelar Pengiran Puting bin Pengiran Muhammad Kusuma Yuda dari Balau di Kupangsari dan Muhammad Wazri ke 18 bin Idris bin Wongso Inggeno bin Kyai Jokerti di Gang Kyai Jokerti, Jokerten, Timbulharjo, Sewon Bantul, D.I. Yogyakarta. Kegiatan itu diikuti oleh Para Dzuriyah dan Warga masyarakat sekitar.
Turut hadir Dzuriyah beliau ( Kyai Hasan) diantaranya Tokoh Agama sekaligus tokoh Adat Lit Penyimbang Adat Tiyuh Gunung Sugih Besar Pun Ustadz Ibrahim Syah, Ustadz Mahmud pembina LSI Al-Hasan dan Ustadz Rustam Nawawi Pelaco, S.Pd.I., M.Pd
Dalam Tausiyah Singkat sebelum memimpin Mujahadah, Kyai Misbakhul Munir yang akrab di sapa Gus Ibah dari Pugung Raharjo mengajak, ”Mari keluarga santri Lingkar Studi Islam Al-Hasan Kupangsari dan masyarakat agar Istiqomah melakukan mujahadah dan haul mengenang amal kebaikan dan meneladani perjalanan hidup Kyai Hasan, terutama dakwah Islam wasathiyah dalam penjaga tradisi maulid al- barzanji dan Dzikir Tahlil. Karena, akhir-akhir ini ada aliran Islam anyar yang membit’ah-bit’ahkan tahlilan, memusrikkan ziarah kubur dan lainnya.” Ajaknya
Pembina Lingkar Studi Islam Al-Hasan Ustadz Mahmud mengatakan, “Kyai Hasan merupakan keturunan Buay Pelaco, dari jalur Tuan Syayikh bin Tuan Segarit yang merupakan cikal bakal pendirian Desa/Tiyuh Gunung Sugih Besar. Kyai Hasan sebagai kiai kampung sekaligus Kepala Suku atau Kepala Dusun selain mengajari santri ilmu Al-Qur’an dan fiqih juga membimbing masyarakat melalui kegiatan dakwah sosial keagamaan, budaya dan birokrat. Beliau wafat tanggal 5 Kaedah 1992 sedangkan Istrinya Nenek Bai Ny. Mi’ah Hasan wafat 7 Rejeb 2004.
Sementara Pengasuh Lingkar Studi Islam Al-Hasan yang juga Waka III STEBI Al-Muhsin Yogyakarta, Ustadz Rustam Nawawi Pelaco, S.Pd.I., M.Pd menegaskan bahwa, ” Alhamdulillah, proses penilitian tentang transformasi pendidikan Kyai Hasan hampir selesai dan riset berikutnya yakni Bapak Ismail sosok santri dari Penghulu Kasim itu, kiprahnya dalam khadimul ummah (pelayan umat) mentransformasi nilai-nilai karakter altruistik melalui ilmu seni pencak silat dan ilmu ketabiban suwuk atau ruqyah. Kedua disiplin ilmu itu menjadi satu kesatuan dalam khazanah keilmuan Islam.” Tandasnya
Rustam menambahkan, “Kita sebagai Santri menjadi garda terdepan dalam melanjutkan warisan perjuangan Kyai Hasan dan penguatan tradisi keilmuan para kyai-kyai dan ulama di era civil society 5.0.” Imbuh alumni pondok pesantren Al- Fitroh Jejeran Wonokromo Kab. Bantul tersebut. (Aji/Rtm)