Garut, Analisnews.co.id – Kekeringan yang melanda Desa Cilampuyang, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, memberikan dampak signifikan terhadap sektor pertanian. Seluas lima hektar sawah di desa ini tidak bisa ditanami padi, sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Desa, Agus Samsudin. Dalam wawancara di rumahnya, pada hari sabtu tanggal (07/09/2024).
Agus menyampaikan bahwa kekeringan kali ini membuat lahan sawah tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.”Karena kekeringan, sawah-sawah tersebut tidak bisa ditanami padi.
Untuk ke depannya, kita perlu memaksimalkan irigasi yang lebih baik dari hulu sampai hilir agar aliran air sampai ke sini,” terang Agus.Tanaman padi menjadi salah satu yang paling terdampak pada musim kemarau tahun ini. Sebagian warga mencoba beralih menanam jagung, namun tantangan besar datang dari jarak sumber air yang cukup jauh, yakni sekitar empat kilometer dari Desa Cilampuyang.
Selain itu, Kampung Citimbir yang berada di RW 03 juga menghadapi kesulitan akses air bersih setiap tahunnya.”Kampung Citimbir di RW 03 sering kesulitan mendapatkan air minum dan air bersih. Pipanya kecil yang menyalurkan air dari mata air Cigorowong tidak mampu memenuhi kebutuhan warga,” ungkap Agus.
Ia juga menambahkan bahwa tahun lalu pihak desa telah mengajukan penambahan pipa air untuk memperbesar debit air yang masuk ke kampung tersebut, tetapi hingga saat ini belum ada tindak lanjut.Agus menegaskan bahwa meskipun warga tidak menderita kerugian materi langsung akibat sawah yang tidak bisa ditanami, namun kondisi ini tetap mempengaruhi produktivitas lahan. “Warga tidak dirugikan secara finansial, tapi lahan sawah tidak bisa diolah,” tambahnya.
Untuk mengatasi kekurangan air di masa depan, pemerintah desa berencana melakukan penghijauan di sekitar sumber air dengan menanam pohon-pohon seperti beringin dan cemara. Hal ini dinilai penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan ketersediaan air di masa depan.
Agus juga mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap insiden kebakaran yang terjadi di hutan lindung beberapa waktu lalu. “Ada kebakaran di hutan lindung yang dipicu oleh pembakaran di kebun warga, dan kami sangat sedih dengan kejadian ini. Menjaga kelestarian sumber daya alam, termasuk hutan, sangat penting agar air tetap tersedia,” ujarnya.
Pemerintah daerah diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap desa-desa yang terdampak kekeringan, seperti Desa Cilampuyang. Saat ini, air bersih masih sering dikirimkan ke Kampung Citimbir, RW 03, untuk memenuhi kebutuhan warga.
Agus berharap, pemerintah dapat menyediakan solusi yang lebih permanen seperti penambahan sumur bor.”Saat ini sudah ada satu sumur bor, tetapi kami membutuhkan lebih banyak, dan kemarin tim Tagana telah menanyakan apa saja yang dibutuhkan oleh warga di desa kami,” pungkas Agus.Dengan adanya bantuan dari berbagai pihak, diharapkan masalah kekeringan di Desa Cilampuyang dapat teratasi, dan kebutuhan air bersih warga dapat terpenuhi dengan baik. (AGS)