Example 728x250
Terkini

Ketum DPP AWPI, Harus Belajar dari Mahad Al – Zaytun Pendidikan dan Kemandirian Ekonomi

×

Ketum DPP AWPI, Harus Belajar dari Mahad Al – Zaytun Pendidikan dan Kemandirian Ekonomi

Sebarkan artikel ini
IMG 20240708 WA0078

AnalisNews. Indramayu – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Hengki Ahmat Jazuli dan Ketua DPD AWPI Provinsi DKI Jakarta Abdul Haris memenuhi undangan pondok pesantren termegah dan terbesar di Asia Tenggara Mahad Alzaytun dalam rangka menghadiri peringatan Tahun Baru Islam 01 Muharram 1446 H di Indramayu Jawa barat, Minggu (07/07/2021).

Dalam memperingati tahun baru islam 01 Muharram 1446 Hijriah di pondok pesantren Mahad Alzaytun, panitia mengangkat Tema “REMONTADA FROM WITHIN : KEBANGKITAN DARI DALAM MENUJU INDONESIA GEMILANG”.

Turut dihadir pendiri AWPI Samadi Ngadiyana, Wakil Ketua umum III Anis Sholihuddin, S.H., Ibu Ketua umum Indira, didampingi jajaran pengurus DPD AWPI Provinsi DKI Jakarta, Bidang OKK Wiratno, Bidang Humas D. M. Pertiwi, dan Bendahara DPC AWPI Kota Jakarta Timur Susminarti.

Pada kesempatan tersebut, Hengki Ahmat Jazuli mengatakan kehadiran jajaran pengurus DPP AWPI dan DPD AWPI Provinsi DKI Jakarta  ke pondok pesantren mahad Alzaytun, ini kunjungan pertama dan perlu dicatat ada point penting.

“Adapun kehadiran AWPI memenuhi undangan dalam rangka peringatan tahun baru islam 01 Muharam 1446 Hijriah, jujur kami sampaikan bahwa toleransi yang dilaksanakan di alzaytun terlaksana dengan baik bisa merayakan bersama peringatan tahun baru islam dengan agama lain, ini juga bisa dicontoh oleh pondok pondok pesantren yang lainnya.

AWPI hadir karena naluri jurnalis, selama ini hanya melihat, mengikuti dan memantau melalui media massa, sengaja kami hadir hari ini untuk melihat, jadi seorang jurnalis tidak bisa  mendengar sepihak,” ujar Hengki kepada awak media usai acara peringatan 01 Syuro di lobby Wisma Al Islah Mahad Alzaytun Indramayu.

Hengki mengucapkan banyak terimakasih dalam satu hal atas penyambutannya yang luar biasa kepada rombongan AWPI.

Selanjutnya, ia mengatakan dalam organisasi AWPI ada dua hal penting, yang justru ingin belajar dari Alzaytun, pertama kemandirian ekonomi, kedua pendidikan menyangkut sumber daya manusia, karena kedua hal tersebut sangat penting dalam organisasi kami,” kata Hengki.

Saat disinggung dua hal penting tentang pendidikan dan ekonomi. Hengki mengatakan kemandirian ekonomi dan pendidikan, dua hal ini diserap kembali, karena dua kekuatan inilah yang akan menentukan bahwa sumber daya manusia dan perekonomian yang mandiri, yang dilingkup bisa kita lihat begitu luasnya dapat dicontoh oleh pesantren, yayasan bahkan organisasi lain, konsep yang diterapkan oleh Alzaytun adalah konsep gotong royong,” ucap Hengki.

Hengki menambahkan terkait dengan konsep toleransi, ia menjelaskan pengalamanya sejak duduk dibangku sekolah SD dulu, selain yang beragama islam silakan keluar, waktu itu masa pemerintahan Presiden Soehato, sejak itu toleransi sudah ada, baru kali ini dan kaget realisasi toleransi sekarang ada di Alzaytun bisa memperingati dan merayakan tahun baru islam bersama  dengan mengundang agama lain yang sudah dilegalkan oleh negara,” paparnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DPD AWPI Provinsi DKI Jakarta Abdul Haris, mewakili jajaran pengurus yang hadir ia mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tinggi nya kepada pondok pesantren alzaystun yang telah mengundang kami, luar biasa ungkapan, bahagia dan perasaan yang disampaikan oleh jajaran kami, ini kunjungan pertama AWPI, karena rasa penasaran, rasa ingin tau, teman teman AWPI sepakat untuk memenuhi undangan alzaytun dalam rangka peringatan 01 muharram 1446 Hijriah sekaligus  ingin menyaksikan dan melihat langsung, sebenarnya alzaytun itu seperti apa, terkait pemberitaan diluaran sana yang menyatakan alzaytun itu sesat, pelecehan, penistaan agama, Maka kami jawab dan bantah tidak terbukti sama sekali,” tegasnya.

“Kami berharap kepada media, teman teman jurnalis lebih bijak dalam melaksanakan tugas reportasenya, tentang fakta, data yang   sebenarnya, dan lebih akurat, bisa dipercaya dan bisa dipertanggungjawabkan, sehngga informasi kepada masyarakat tersampaikan dengan benar dan baik, jangan sampai masyarakat terprovokasi dengan pemberitaan sepihak, jadi harus berimbang, agar masyarakat teredukasi dengan benar,” pungkas Haris.

Red: AWPI