ANALISNEWS | Jakarta – Lingkar Pictures rilis film horor-thriller Kutukan Calon Arang. Mengawali Oktober akan tayang perdana di seluruh bioskop Indonesia pada 3 Oktober 2024 via rilis yang diterima redaksi.
Diproduseri oleh Yuliandre Darwis, film ini mengangkat kisah mistis dengan elemen horor yang memikat serta menghadirkan kombinasi budaya lokal dan ketegangan modern. Pemainnya didukung oleh deretan public figure Indonesia, di antaranya Justin Adiwinata, Meisita Lomania, Dennis Adishwara, Fergie Brittany, Wulan Suandhini, Egi Fedly, Rowiena Umboh, Hans De Kraker, Mo Sidik, dan Vivi Novita.
“Setelah penayangan di Indonesia, film ini akan menyusul ditayangkan di Malaysia, Singapura, dan Brunei pada 26 Oktober 2024 dengan menggandeng Antenna Malaysia sebagai film distributor,” papar Girry Pratama yang didapuk sebagai sutradaranya.
Kutukan Calon Arang bercerita tentang Maya (Fergie Brittany) dan Rama (Justin Adiwinata) yang, tiga tahun setelah kematian misterius dalam keluarga mereka, kembali ke desa terpencil di Banyuwangi bersama teman-temannya.
Tujuan mereka adalah untuk menghidupkan kembali proyek resort keluarga yang sempat tertunda. Namun, di balik keindahan dan ketenangan desa tersebut, tersembunyi rahasia kelam. Tanpa sengaja, mereka membangkitkan kutukan kuno yang terkait dengan legenda Calon Arang, seorang sosok legendaris dalam mitos Jawa yang dikenal memiliki kekuatan magis dan hubungan dengan dunia kegelapan. Kutukan tersebut membawa Maya ke dalam kerasukan yang menakutkan, dan kelompok mereka harus menghadapi teror yang terus meningkat, dikelilingi oleh roh-roh jahat, ritual mistis, dan bahaya yang mengancam jiwa mereka.
Kutukan Calon Arang menggabungkan elemen budaya dan cerita rakyat Indonesia dengan sentuhan sinematik modern, yang membuatnya menjadi salah satu film horor paling dinantikan tahun ini. Penonton akan disuguhkan dengan visual yang menakjubkan, tata artistik yang mendalam, serta efek suara yang memacu adrenalin, sehingga pengalaman menonton menjadi lebih intens dan mendalam. Film ini juga memberikan perspektif baru terhadap mitos dan legenda Indonesia yang jarang diangkat dalam film modern.