awa Besar|NTB,– Kantor direksi keet proyek rekonstruksi dan peningkatan jalan Penyaring di Labuan Sawo, Kecamatan Moyo Utara, Sumbawa Besar, mendapat sorotan tajam. Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kekecewaannya terkait kondisi bangunan tersebut yang dinilai tidak layak.
“Rumah yang di jadikan kantor Direksi Keet itu, bangunan milik salah satu warga. Namun, kondisinya seperti kandang ayam, benar-benar tidak layak untuk dijadikan kantor. Saya menduga harga sewanya lebih dari tiga juta rupiah,” ujarnya pada Selasa (1/10/2024).
Menanggapi hal ini, Koordinator Lembaga Samawa Corruption Watch (SCW), Rifki Arganuari, memberikan kritik keras terhadap proyek yang menelan anggaran sebesar Rp8,4 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Penugasan Non Tematik tahun 2024. Ia menegaskan bahwa bangunan direksi keet yang layak seharusnya sudah dianggarkan dalam proyek tersebut.
“Bangunan yang disewa untuk kantor direksi keet ini tidak layak pakai. Dengan anggaran sebesar itu, seharusnya bisa dibangun kantor yang lebih memadai. Padahal dalam anggaran jelas sudah dicantumkan kebutuhan untuk pembangunan kantor direksi keet yang layak huni, dan kami sempat ke lokasi, tidak ada satupun orang yang stanby di kantor itu,”ungkap Rifki.
Rifki menjelaskan terkait Direksi keet mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun dalam dunia konstruksi, bangunan ini memiliki peran yang sangat penting. Direksi keet merupakan kantor lapangan sementara yang digunakan oleh para pekerja konstruksi selama proyek berlangsung. Dengan luas tak lebih dari 24 meter persegi, bangunan ini menjadi pusat koordinasi dan penyimpanan dalam setiap proyek infrastruktur.
Fungsi Direksi Keet:
Pusat Komunikasi. Direksi keet menjadi tempat berkumpulnya para pihak yang terlibat dalam proyek, seperti kontraktor, konsultan, arsitek, dan perwakilan pemerintah. Di sini, mereka bisa berkomunikasi dan berkoordinasi terkait perencanaan serta evaluasi proyek.
Gudang Barang Berharga. Direksi keet juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan dokumen penting dan peralatan berharga. Peralatan keselamatan dan P3K pun disimpan di sini.
Tempat Istirahat. Pekerja proyek seringkali memerlukan tempat untuk beristirahat selama masa konstruksi. Direksi keet menyediakan fasilitas tersebut sehingga pekerja bisa beristirahat tanpa harus jauh-jauh meninggalkan lokasi proyek.
Dengan peran vitalnya, bangunan direksi keet seharusnya dirancang dengan baik dan sesuai standar. Kritik masyarakat terhadap kondisi kantor direksi keet proyek jalan Penyaring ini diharapkan menjadi perhatian serius bagi pihak kontraktor maupun pemerintah daerah untuk segera melakukan evaluasi.
Pembangunan infrastruktur yang berkualitas tentu tidak hanya dilihat dari hasil akhir proyek, tetapi juga dari kesiapan fasilitas pendukung selama proyek berlangsung, termasuk kantor lapangan yang memadai. (An)