SUMENEP, AnalisNews.co.id– Dalam upaya meningkatkan keterampilan literasi para guru, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep menggelar pelatihan penulisan buku non-fiksi bagi Guru Aparatur Sipil Negara (ASN). Kegiatan yang berlangsung selama lima hari ini telah mencapai tahap pembahasan materi penyusunan outline, dengan lokasi kegiatan di Hotel Azmi, Jalan Kapten Tesna, Kelurahan Pajagalan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep.
Salah satu pemateri utama dalam pelatihan ini, Yulianti SPd, menekankan pentingnya membuat outline sebagai panduan dalam penulisan buku. Menurut Yulianti, outline tidak hanya berfungsi sebagai kerangka penulisan, tetapi juga membantu penulis menyusun ide-ide secara logis dan sistematis.
“Outline memungkinkan penulis mengatur dan mengelola topik yang akan dibahas dengan lebih terstruktur dan mendalam,” jelas Yulianti.
Yulianti menambahkan bahwa ada sembilan langkah kunci dalam proses penulisan buku non-fiksi. Langkah-langkah ini meliputi:
1. Menentukan Topik Utama
2. Menentukan Audiens
3. Melakukan Riset Awal
4. Membagi Buku Menjadi Bagian-Bagian Utama
5. Membuat Sub-Topik untuk Setiap Bab
6. Menentukan Alur dan Urutan Bab
7. Menyusun Pendahuluan dan Kesimpulan
8. Menyertakan Contoh dan Studi Kasus
9. Revisi dan Penyempurnaan Outline
“Outline yang telah selesai perlu ditinjau ulang agar alur yang dibuat tetap logis, mencakup semua topik utama, serta menyeimbangkan pembahasan di seluruh buku. Outline yang baik akan memudahkan penulis dalam menyusun karya yang komprehensif dan mudah dipahami oleh pembaca,” tambah Yulianti.
Pelatihan ini dianggap sebagai langkah strategis dari Disdik Sumenep dalam meningkatkan kapasitas guru, serta mendukung gerakan literasi di daerah. Selain itu, keterampilan ini juga dianggap penting untuk membantu guru menciptakan materi pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif di kelas.
Akhmad Fairusi, SPd, M.AP, yang menjabat sebagai Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Sumenep, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap inisiatif ini. Ia menyampaikan bahwa kemampuan menulis adalah keterampilan penting bagi seorang guru dalam mengajar dan mempersiapkan materi pembelajaran.
“Guru memiliki peran besar dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa, dan pelatihan ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi guru untuk lebih percaya diri dalam menulis. Dampaknya tentu akan terasa pada proses belajar-mengajar yang lebih bermutu,” ujarnya.
Lebih jauh lagi, Akhmad Fairusi menekankan bahwa kemampuan menulis juga dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menghasilkan penelitian, artikel, dan bahkan buku yang dapat disebarkan di komunitas pendidikan. Dengan keterampilan ini, guru tidak hanya berkontribusi dalam pendidikan di tingkat lokal, tetapi juga mampu berpartisipasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan secara lebih luas.
Kepala Disdik Sumenep juga menyampaikan apresiasi kepada para peserta pelatihan yang telah berkomitmen penuh selama kegiatan berlangsung. Ia berharap bahwa ilmu dan keterampilan yang diperoleh bisa diterapkan secara nyata di sekolah masing-masing.
“Kami berharap hasil dari pelatihan ini dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pendidikan di Kabupaten Sumenep, serta memperkuat gerakan literasi yang sudah berjalan,” tambahnya.
Pelatihan yang berlangsung dari tanggal 30 September hingga 4 Oktober 2024 ini diikuti oleh sejumlah guru ASN yang sangat antusias untuk meningkatkan keterampilan menulis mereka. Para peserta diharapkan dapat menyelesaikan buku non-fiksi yang akan menjadi hasil nyata dari pelatihan ini.
Disdik Sumenep berharap dengan adanya pelatihan ini, para guru dapat berperan sebagai pelopor gerakan literasi, tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di masyarakat luas. Keterampilan menulis yang dikuasai oleh para guru ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Sumenep secara keseluruhan.