SUMENEP, AnalisNews.co.id – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep menggelar program Promosi Kesehatan (Promkes) dengan siaran keliling guna memberikan penyuluhan terbuka tentang imunisasi di Taman Bunga, Kota Sumenep.
Promkes ini dimaksudkan meningkatkan pengetahuan masyarakat seputar imunisasi dasar sebagai langkah preventif terhadap berbagai penyakit menular berbahaya seperti Hepatitis B, Tuberkulosis (TBC), Difteri, Campak, dan Tetanus.
Berdasarkan pantauan terlihat suasana interaktif dan edukatif, warga tampak antusias mengikuti rangkaian acara yang dipandu langsung oleh para Penanggung Jawab (PJ) program Promkes Kabupaten Sumenep.
Melalui mobil siaran keliling yang dilengkapi alat pengeras suara dan materi edukatif, tim Promkes menyampaikan informasi penting mengenai peran imunisasi dalam membentuk kekebalan tubuh anak sejak dini. Kegiatan ini juga disertai sesi tanya jawab yang memberi ruang bagi warga untuk berinteraksi langsung dengan narasumber.
“Imunisasi dasar merupakan hak anak dan kewajiban orang tua. Tanpa imunisasi yang lengkap, anak-anak kita berisiko tinggi terkena penyakit berbahaya yang sebenarnya bisa dicegah,” jelas Kadinkes P2KB drg Ellya Fardasah (11/07).
Untuk menambah semangat dan partisipasi warga, panitia menyediakan souvenir menarik berupa mug bertema promosi kesehatan bagi masyarakat yang telah memberikan imunisasi kepada anaknya serta mampu menjawab pertanyaan seputar topik yang disampaikan.
Strategi ini terbukti cukup efektif dalam menarik minat masyarakat sekaligus memperkuat pesan yang disampaikan selama kegiatan berlangsung.
“Hadiah mug ini bukan sekadar gimmick, tapi sebagai simbol bahwa kesehatan adalah investasi. Kalau kita paham pentingnya imunisasi dan membiasakan diri untuk hidup sehat, itu jauh lebih berharga dari sekadar hadiah,” ungkapnya.
Fardasah menambahkan kegiatan tersbut merupakan menjadi bagian dari strategi Dinkes P2KB dalam melakukan pendekatan langsung ke masyarakat dengan tujuan meningkatkan cakupan imunisasi dasar di wilayahnya.
“Pendekatan seperti ini dianggap efektif, mengingat tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya pengetahuan serta masih adanya mitos keliru tentang vaksin di tengah masyarakat,” tambahnya.
Kendati demikian berdasarkan data yang dirilis oleh Promkes, meskipun cakupan imunisasi di Sumenep menunjukkan tren yang cukup baik, namun masih ada sejumlah wilayah yang perlu diintervensi secara intensif. Karenanya, kegiatan edukatif yang bersifat langsung di ruang publik seperti ini diharapkan mampu menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas.
“Dengan semangat kolaboratif dan pendekatan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Tidak hanya menjadi agenda sekali jalan, tetapi berkelanjutan hingga seluruh anak-anak di Sumenep terlindungi dari penyakit menular yang dapat dicegah melalui imunisasi dasar,” tandasnya. (Red/TH)