Home / FILM / Farid Zafran, dari Drumer Miladian ke Sutradara, Siap Rilis Tiga Film Bioskop di 2025

Farid Zafran, dari Drumer Miladian ke Sutradara, Siap Rilis Tiga Film Bioskop di 2025

 

JAKARTA – Dunia perfilman Indonesia akan segera kedatangan tiga film baru dari sosok kreatif yang sebelumnya dikenal sebagai musisi. Farid Zafran, mantan drumer band Miladian, kini menjelma menjadi sineas produktif. Tahun 2025 ini, pria kelahiran Pekanbaru itu mengumumkan akan meluncurkan tiga film layar lebar sekaligus, meski untuk sementara ia masih merahasiakan judul ketiganya.

“Alhamdulillah, tahun ini akan rilis tiga film bioskop. Insya Allah semuanya tayang di tahun ini juga. Doain ya, Amin,” ujar Zafran saat ditemui awak media di Rendezvoo Coffee & Eatery, Jakarta Selatan, Rabu (18/6/2025).

Dari ketiga film tersebut, dua di antaranya digarap Zafran sebagai sutradara di bawah bendera Afe Sinema, sementara satu lainnya ia tangani sebagai post production supervisor. Genrenya pun beragam, mulai dari romansa komedi, drama sosial, hingga action, menunjukkan fleksibilitas Zafran dalam menjelajahi dunia sinema.

Zafran memulai karier visualnya bukan langsung di film, tetapi lewat jalur musik. Ia pertama kali tertarik pada dunia visual ketika menyaksikan proses pembuatan video klip band-nya sendiri, Miladian, yang merilis album “Selamat Pagi” di bawah label NAGASWARA pada tahun 2013. Dari situ, ia mulai merintis karier sebagai sutradara video klip musik secara otodidak.

“Saya mulai dari video klip band sendiri, lalu berkembang menyutradarai video klip artis-artis Afe Records seperti Danang D’Academy, Ihsan Tarore, Rowman Ungu,” ujar alumni SMA Negeri 9 Pekanbaru tersebut.

Langkah pertamanya ke dunia film dimulai pada 2020 lewat film pendek berjudul The Bell Sleep Paralysis. Sejak itu, kepercayaan dari para investor mulai mengalir dan Zafran terus berkarya setiap tahunnya. Ia pun telah mengisi berbagai peran dalam produksi film, mulai dari sutradara, sound editor, hingga supervisor pascaproduksi.

Beberapa karyanya yang menonjol antara lain Amarah (2022) sebagai sutradara, dan LUSI (2024) yang disutradarainya dari PH SePekan Film Pekanbaru. Dua dari tiga film yang akan tayang tahun ini bahkan diproduksi di Pekanbaru, menunjukkan komitmen Zafran terhadap pengembangan budaya dan potensi lokal.

Tak dipungkiri, jalan Zafran di dunia film tidak selalu mulus. Ia mengaku sempat diragukan kemampuannya, terutama sebagai sutradara baru. Namun berbekal visi kuat, dedikasi, dan jam terbang yang terus meningkat, ia kini mulai menunjukkan eksistensinya di panggung nasional.

“Awalnya memang diremehkan, tapi seiring waktu semua mengalir. Percayalah, kesuksesan itu tak datang tiba-tiba,” tuturnya.

Perjalanan Zafran dari dunia musik ke perfilman adalah potret ketekunan dan semangat pantang menyerah. Dari seorang drumer band lokal menjadi pembuat film nasional, Farid Zafran membuktikan bahwa dengan keyakinan dan kerja keras, mimpi bisa menjadi nyata

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *