JAKARTA – Pada hari ini Jumat, 08 Agustus 2025 sejumlah aktivis Amanat Perjuangan Rakyat Flores mendatangi Kementerian ESDM untuk memastikan sekalgus mengawal perkembangan dan jalannya eksplorasi Energi Baru Terbaruhkan berbasis Panas Bumi (Geothermal) di Pulau Flores.
Kepulauan Flores di Provinsi Nusa Tenggara Timur ditetapkan oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai Pulau Panas Bumi (Geothermal Island) pada tahun 2017 , dengan menetapkan 27 lokasi geothermal. Hingga hari ini isu terkait Geothermal masih mengalami pro dan kontra. Atas hal ini kami mencoba menganalisa dan melakukan kajian lalu menemukan fakta bahwa hasil dari geothermal belum sepenuhnya transparan sehingga kami menilai profit gohermal belum benar-benar masuk ke kas daerah yang kemudian dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat. Maka, oleh karena itu, Amanat Perjuangan Rakyat Flores (AMPERA) mencoba melihat secara netral agar kasus geothermal ini tidak merugikan masyarakat lokal. Kami berharap, masyarakat harus bisa merasakan manfaat dari Proyek Strategis Nasional ini. Oleh karena itu, organisasi Amanat Perjuangan Rakyat Flores (AMPERA FLORES) mencoba menyikapi problem dan mengusulkan beberapa poin sebagai berikut: 1. Klausul Dalam Kontrak Kerja Proyek Geothermal Harus Dikaji Ulang Agar Berpihak Pada Keadilan Eknomi Masyarakat 2. Mendukung kemandirian energi bagi keadilan ekonomi masyarakat Flores NTT – 3. Pembagian Keuntungan Dan Dana-Dana CSR Untuk Masyarakat Harus | Transparan 4. Listrik Gratis Bagi Warga Miskin Sekitar Lokasi Geothermal 5. Prioritaskan Tenaga Kerja Lokal 6. Mendesak Pemerintah, Tokoh Agama dan Tokoh Adat untuk kembali dialog 1. Hentikan Semua Hasutan dan Provokasi yang mengadu domba pemerintah dan masyarakat ‘
Mancekota sebagai Koordinator aspirasi Masyarakat Flores berharap semoga Gethermal bisa membawa prubahan yang lebih baik dan mendayagunakan tenaga kerja lokal khususnya pemuda Flores bisa diprioritaskan dalam prpyek energi terbarukan Geothermal pungkasnya.
Komentar