LEBAK – analisnews.co.id Dilingkungan Pemkab Lebak dan instansi lainnya siapa yang tidak kenal dengan Alang si Tukang Kue alias Alang STK. Ya laki-laki yang hobi naik Gunung ini setiap hari selalu berkeliling ke-pusat pemerintahan guna menjajakan berbagai macam aneka kue. Dalam menjalankan profesinya sebagai tukang kue, ia terkenal unik dan mempunyai ciri khas, karena pembelinya ia kasih kelonggaran untuk tidak membayar alias bisa dihutang. Tentu saja, pembelinya yang notabene kenalannya itu mau saja mengambil kue dari Kang Alang, dengan resiko ditagih beberapa hari kemudian.
Dengan sepeda motor supra fit lawasnya, Alang bercerita jika ia sudah memulai aktifitas menjual Kue sedari habis Solat Subuh. Setelah itu ia mendatangi berbagai pengrajin Kue untuk mengambil kue Jualannya, motor lawasnya itu ia modifikasi sedemikian rupa agar bisa menampung beberapa keranjang Kue. Berdasarkan pengamatan, diatas motor yang belum ia perpanjang pajaknya, terdapat sekitar empat keranjang besar yang tersimpan di sisi kiri, kanan dan jok belakang, serta satu di depan motor.
Alang mengaku ia telah menjadi penjaja kue sekitar 22 tahun di Lingkungan Pemkab Lebak, dan penulis mempercayai itu. Karena selama menjadi wartawan sekitar kurang lebih 25 tahun, tukang Kue bernama Alang itu memang sudah ada berseliweran di perkantoran, termasuk penulis juga pelanggan tetap dan memiliki hutang yang lumayan kepada kang Alang.
Setiap hari juga Kang Alang memasok kue-kue ke kantor Persatuan Wartawan Indonesia(PWI) Kabupaten Lebak yang merupakanan tempat berkumpul penulis, setelah mengantarkan kue ia pergi begitu saja tanpa meminta bayaran. Tapi, setelah satu Minggu ia menghubungi penulis jika PWI belum membayar kue sekitar beberapa ratus ribu selama sepekan, karena sudah terbiasa maka penulis langsung mentransfer pembayaran kue kepada Kang Alang.
Alang bercerita, ia menjajakan berbagai macam aneka kue kering dan basah, seperti roti, donat, Jojorong, Pasung serta berbagai macam kue lainya. Namun ketika ditanya soal Jojorong, Alang sedikit menyeringai penuh arti, kata dia Kue Jojorong salah satu Kue yang banyak diminati, sehingga ia sedikit kewalahan mencari Kue Jojorng ke pengrajin. Namun, demi memuaskan pelanggan, akhirnya setiap hari ia membawa kue itu perhari sekitar 50 buah, dan itupun kata dia, untuk mendapatkan Kue Jojorong sangat susah, hal itu dikarenakan para pengrajin Kue Jojorong masing masing mempunyai waktu tersendiri dalam membuat Kue Jojorong. Jadi untuk mengakalinya ia tidak mengambil kue kepada satu pengrajin saja.
“Banyak yang menyukai Kue Jojorong, dan kue itu salah satu favorit para pelanggan, tapi untuk mendapatkannya harus mengambil ke beberapa pengrajin. Maklum para pengrajin Kue Jojorong punya waktu tertentu dalam pembuatan Kue-nya, jadi tidak setiap hari, makanya untuk memenuhi pesanan konsumen saya mengambil Kue Jojorong ke beberapa pengrajin secara bergantian dalam setiap hari,”kata Alang.
Alang bercerita, Kue Jojorong yang ia jajakan seharga Rp3.000 saja. Hal itu ia lakukan karena ia mengambil Kue dari pengrajin dengan harga Rp2.500, dengan begitu, dalam satu kue ia mendapatkan keuntungan sekitar Rp500, kata dia, keuntungan sekitar Rp500 itu ia terapkan pada semua jenis kue. Dalam sehari kata dia, ia bisa membawa 300 macam kue, sehingga keuntungannya bisa dihitung saja. Dia bersyukur profesinya sebagai penjaja kue itu tidak hanya membantunya dalam pemenuhan ekonomi saja, tapi juga bisa membantu berbagai pesantren tradisional di kota Rangkasbitung, maklum saja kang Alang selalu ingat kepada para santri, sehingga ia kerap menyumbang beras dan ikan asin ke pesantren, sebagai bentuk rasa syukurnya karena telah diberikan keberkahan dalam hidupnya.(Fahdi Khalid)… Caption Poto : Alang Pedagang Kue



Komentar