Ajang adu kemampuan AI terbesar di Indonesia ini menantang para talenta muda untuk menciptakan solusi nyata hanya dalam empat jam.
Analisnews.co.id, JAKARTA — Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini bukan lagi masa depan, tapi kenyataan yang mendorong ekonomi digital global. Di tengah pesatnya pertumbuhan investasi AI di kawasan Asia Pasifik—yang menurut International Data Corporation (IDC) akan mencapai 175 miliar dolar AS pada 2028—Indonesia bersiap menunjukkan tajinya lewat ajang RedAI Triathlon 2025.
Diselenggarakan oleh Red Asia Group bekerja sama dengan Amazon Web Services (AWS), kompetisi ini hadir sebagai wadah nasional bagi insan berbakat Tanah Air untuk membuktikan diri sebagai yang tercepat, tercerdas, dan paling inovatif di dunia AI.
Ajang bergengsi ini akan digelar pada 14 November 2025, menghadirkan format triathlon unik: dalam waktu hanya empat jam, para peserta harus menaklukkan tiga babak yang menguji kemampuan teknis, kreativitas, dan inovasi. Mereka ditantang untuk memperbaiki kode, menambahkan fitur, hingga membangun prototipe AI fungsional yang siap diterapkan di dunia nyata.
“RedAI Triathlon hadir untuk memberi panggung bagi bakat-bakat tersembunyi Indonesia agar bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya di dunia AI,” ujar Damon Hakim, Managing Partner & Chairman Red Asia Group dan Redcomm.
“Kami ingin membuka jalan bagi para talenta muda agar bersinar dan membawa Indonesia melaju lebih cepat di era kecerdasan buatan.”
Para peserta akan dinilai berdasarkan kecepatan berpikir, ketepatan solusi, dan kualitas hasil akhir. Dengan total hadiah mencapai Rp32 juta, RedAI Triathlon menawarkan bukan hanya penghargaan, tetapi juga peluang karier dan jaringan profesional AI nasional.
Juara pertama akan mendapatkan Rp10 juta, voucher sertifikasi AWS senilai USD 300, medali emas RedAI Triathlon, sertifikat RedAI dan AWS, serta kesempatan proyek langsung bersama Red Asia Group. Dua pemenang berikutnya juga berhak atas hadiah uang tunai dan voucher sertifikasi AWS.
“AI bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang keberanian untuk berinovasi dan berpikir cepat,” kata Richard Ho, Co-founder Insignia.
Sementara itu, Marco Widjojo, Co-founder Salt, menambahkan, “Kami berharap RedAI Triathlon bisa melahirkan generasi baru kreator AI Indonesia yang siap bersaing di tingkat global.”
Sebagai bagian dari visi besar Red Asia Group, RedAI Triathlon menjadi motor dalam mempercepat transformasi digital berbasis AI di Indonesia. Melalui tiga perusahaan di bawahnya—Insignia (AI consultancy), Salt (technology development), dan Redcomm (marketing transformation)—Red Asia Group membangun ekosistem yang mempertemukan talenta, teknologi, dan peluang bisnis.
Pendaftaran kompetisi ini telah dibuka melalui situs resmi triathlon.redai.id dan terbuka untuk programmer, AI developer, data scientist, serta praktisi teknologi di seluruh Indonesia. Hanya 40–50 peserta terbaik yang akan lolos ke babak utama dan berkompetisi langsung di hadapan juri serta pemimpin industri.
Melalui inisiatif seperti ini, RedAI menegaskan komitmennya mempercepat adopsi kecerdasan buatan di Tanah Air. Tak sekadar mencetak talenta, RedAI juga mendorong perusahaan Indonesia untuk bertransformasi menjadi lebih efisien, inovatif, dan kompetitif di pasar lokal maupun global.
Reporter: Shanty Rd



Komentar