Analisnews.co.id | Bagi artis cantik Tissa Biani, musik bukan sekadar medium ekspresi, melainkan sebuah kanvas untuk melukiskan fragmen kehidupan yang personal sekaligus universal. Melalui empat lagu terbarunya, aktris sekaligus penyanyi muda ini mengajak pendengar menelusuri perjalanan cinta — dari manisnya awal hubungan, puncak kebahagiaan, hingga getirnya perpisahan.
“Ide utamanya adalah menciptakan body of work yang kohesif, di mana setiap lagu adalah bab dalam sebuah novel,” ujar Tissa,saat adakan Press Conference dengan awak media di Houma Jakarta Hotel, Rabu (20/8)
“Saya ingin pendengar yang mengikuti dari lagu pertama hingga terakhir bisa merasakan alur emosinya, seolah sedang membaca diary.”tambahnya.
Proses Kreatif yang Panjang
Meski proses rekaman hanya butuh waktu sekitar seminggu, Tissa mengaku tahap pra-produksi memakan waktu lebih lama. Bersama tim, ia menekankan pentingnya identitas musikal di tiap lagu.
“Kami tidak ingin terburu-buru. Yang terpenting adalah menemukan ‘jiwa’ dari setiap lagu. Banyak waktu dihabiskan untuk diskusi soal aransemen, instrumentasi, hingga nuansa agar tiap track punya karakter kuat,” jelas produser musik Dwiky.
“Gelora Asmara” Jadi Tantangan Tersendiri
Dari empat lagu tersebut, “Gelora Asmara” menjadi yang paling menantang sekaligus bermakna. Terinspirasi dari lagu lawas “Politik Luar Biasa”, aransemen barunya menonjolkan nuansa akustik dengan warna yang segar.
“Awalnya cukup menantang mencari tone yang tepat, tapi justru itu yang menyenangkan. Kami keluar dari zona nyaman dan menemukan karakter baru untuk Tissa,” kata sang produser.
Bagi Tissa, lagu ini juga menyimpan kenangan khusus. “Saya pertama kali dengar waktu masih SD, saat sinetron Kepompong yang saya mainkan tayang. Energinya ceria dan membahagiakan. Tantangannya adalah bagaimana menjaga energi itu, tapi dengan kemasan modern agar relevan untuk generasi sekarang,” ungkapnya.
Menegaskan Eksistensi di Musik
Lewat empat lagu ini, Tissa Biani tak hanya memperkuat eksistensinya di industri musik Indonesia, tapi juga menunjukkan kemampuan bercerita lewat karya yang dekat dengan keseharian pendengarnya.
(DD/YD)



Komentar