Analisnews.co.id
Semarang, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, bersama Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Tugu untuk meninjau dampak normalisasi Sungai Beringin terhadap irigasi pertanian. Proyek yang bertujuan mengendalikan banjir ini ternyata menimbulkan kendala serius bagi sistem irigasi, sehingga mengancam produktivitas pertanian di wilayah tersebut.
Keluhan Petani : Kerugian Hingga Puluhan Juta Rupiah
Khayat, seorang petani dari Kelurahan Mangkang Wetan, mengungkapkan bahwa sawahnya seluas 2,5 hektare kini tidak dapat ditanami akibat hilangnya pasokan air irigasi. “ Biasanya, saya panen dua kali setahun. Sekarang tidak bisa sama sekali, kerugian mencapai Rp 50 juta per musim,” keluhnya. Petani setempat bahkan terpaksa membuat bendungan sementara menggunakan karung pasir, yang memakan biaya tambahan hingga Rp 25 juta per tahun.
Dampak ini tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi meluas ke sekitar 80 hektare sawah di Kecamatan Tugu. Ketidakseimbangan antara tujuan pengendalian banjir dan kebutuhan irigasi menjadi tantangan utama yang membutuhkan solusi segera.
Komitmen Pemerintah: Solusi Terintegrasi untuk Ketahanan Pangan Lewat Bendungan (Cekdam)
Menanggapi hal ini, Wamendagri Bima Arya menegaskan pentingnya integrasi antara proyek pengendalian banjir dan keberlanjutan pertanian. “ Saya mendorong agar Pembangunan Chekdam untuk irigasi ini masuk dalam program prioritas nasional. Kita harus memastikan bahwa proyek pembangunan memperhatikan kebutuhan masyarakat, khususnya petani,” ujar Bima Arya.
Bima Arya menambahkan bahwa pembangunan chekdam/bendungan tersebut akan menjadi bagian dari alokasi anggaran nasional sebesar Rp 22 triliun untuk perbaikan irigasi. “ Target kita adalah meningkatkan produktivitas pertanian hingga tiga kali panen per tahun, demi mendukung ketahanan pangan nasional,” imbuhnya.
Langkah Strategis Pemkot Semarang
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang akrab di sapa Mbak Ita, menyambut arahan ini dengan optimisme. Menurutnya, kunjungan ini memberikan peluang besar untuk memperbaiki saluran irigasi di Kecamatan Tugu secara terintegrasi. “ Kami akan memastikan saluran irigasi mulai dari tersier, sekunder, hingga sawah dirancang sebagai meningkatkan jadi satu kesatuan,” jelasnya.
Mbak ita juga menyebut bahwa perbaikan ini akan menjadi bagian dari Rapat Koordinasi Pangan yang dipimpin oleh Kemenko Pangan. “ *Arahan dari Wamendagri akan kami jadikan pedoman untuk mempercepat pengajuan perbaikan irigasi demi mendukung produktivitas petani,”* tambah Mbak Ita.
*Harapan ke Depan*: *Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani*
Dengan adanya perbaikan irigasi, diharapkan pertanian di Kecamatan Tugu dapat kembali produktif, sehingga memperkuat perekonomian lokal dan meningkatkan kesejahteraan petani. Kunjungan ini menunjukkan komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam mendengarkan aspirasi masyarakat dan menghadirkan solusi nyata bagi tantangan di lapangan.
Langkah strategis ini tidak hanya memulihkan produktivitas sawah terdampak, tetapi juga menjadi tonggak penting menuju pertanian berkelanjutan yang tangguh menghadapi perubahan alam lingkungan.
#WalikotaSemarang
#KrisisAir
#HarapanBaru
#PetaniTugu
#Semarang
#PertanianBerkelanjutan
#KetahananPangan
#BendunganTugu
#InovasiIrigasi #NormalisasiSungaiBeringin
#Wamendagri
#BimaArya
#MbakIta
#PemkotSemarang
#DariKrisisKeHarapan
#SolusiUntukPetani
#PetaniTangguh
#SemangatBertani #BersamaMembangunPertanian
#DukungPetaniTugu #SelamatkanPertanian
#AksiUntukPetani
#IndonesiaBertani
#PertanianIndonesia
#KementanRI
#Kemendagri
#KrisisAir
#HarapanBaru
#PetaniTugu #BendunganTugu #Semarang
#InovasiIrigasi #PertanianBerkelanjutan”