Example 728x250
Terkini

Kisah Gunung Slamet: Ujian Solidaritas yang Menggugah Komunitas Pendaki

42
×

Kisah Gunung Slamet: Ujian Solidaritas yang Menggugah Komunitas Pendaki

Sebarkan artikel ini
IMG 20250104 WA0009 1

Analisnews.co.id
Jakarta,
Pendakian Gunung Slamet pada Minggu, 29 Desember 2024, meninggalkan pelajaran mendalam bagi komunitas pendaki. Dalam sebuah video viral yang diunggah oleh akun TikTok @davin.aswngga, terlihat seorang pendaki yang mengalami hipotermia ditinggalkan oleh rekan-rekannya. Pendaki tersebut hanya didampingi orang lain di luar rombongannya, sementara anggota timnya memilih melanjutkan perjalanan ke puncak.

Insiden ini memicu keprihatinan, termasuk dari Dar Edi Yoga, pendiri Elpala SMA 68 Jakarta dan anggota Top Ranger And Mountain Pathfinder (TRAMP) yang pernah menjadi manajer pendakian pendaki tunadaksa Sabar Gorky ke empat puncak tertinggi dunia. “Ini bukan hanya masalah individu, tetapi cerminan lemahnya kesadaran terhadap nilai kebersamaan dalam pendakian,” tegasnya, Jumat (3/1).

Menurut Dar, pendakian bukan hanya soal mencapai puncak, melainkan perjalanan kolektif yang menuntut tanggung jawab dan solidaritas. “Puncak gunung tidak ke mana-mana, tetapi nyawa manusia tak tergantikan,” katanya. Keputusan meninggalkan rekan yang membutuhkan bantuan dianggapnya sebagai bentuk pengkhianatan terhadap semangat kebersamaan.

Dar menekankan bahwa pendakian adalah ujian sejati untuk tim. “Ketika satu orang jatuh, seluruh tim harus bahu-membahu untuk bangkit. Di situlah letak keberhasilan yang sesungguhnya,” ujarnya.

Dar mengingat pengalaman mendampingi Sabar Gorky, seorang pendaki tunadaksa yang berhasil menaklukkan puncak-puncak tertinggi dunia. Dalam ekspedisi tersebut, keselamatan anggota tim selalu menjadi prioritas utama. “Kami pernah menghentikan pendakian meski sudah dekat dengan puncak, karena keselamatan seseorang lebih penting dari segalanya,” kenangnya.

Menurutnya, keberhasilan pendakian tak hanya diukur dari hasil akhir, tetapi dari proses yang mencerminkan solidaritas, empati, dan tanggung jawab. “Pendakian adalah miniatur kehidupan, di mana kita belajar menghargai sesama,” tambah pria yang juga pengurus PWI Jaya.

Dar Edi Yoga mengingatkan bahwa hipotermia adalah kondisi serius yang dapat mengancam nyawa. Ia menyesalkan tindakan tim yang memilih meninggalkan pendaki dalam keadaan kritis. “Sebagai pendaki, kita memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan semua anggota tim kembali dengan selamat,” tegasnya.

Ia juga menyerukan agar insiden ini menjadi pelajaran bagi komunitas pendaki untuk lebih peka terhadap kebutuhan sesama. “Solidaritas adalah fondasi utama dalam setiap perjalanan di alam bebas,” ujar Dar.

Dar berharap kejadian di Gunung Slamet ini menjadi titik balik bagi para pendaki untuk menanamkan nilai-nilai kebersamaan. Ia mengingatkan bahwa pendakian adalah perjalanan bersama, di mana keselamatan dan kebersamaan adalah tujuan yang sebenarnya.

“Gunung akan selalu ada untuk kita daki lagi di lain waktu, tetapi kehilangan nyawa adalah sesuatu yang tak dapat dikembalikan,” pungkasnya.

Insiden ini bukan hanya cerita duka, tetapi juga cermin yang mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas, tanggung jawab, dan empati di setiap langkah yang kita ambil bersama di alam bebas.

Disclaimer : AnalisNews adalah Media Jurnalis Warga pertama di Indonesia yang menyediakan ruang bagi jurnalis warga untuk mempublikasi berita, maka semua jurnalis warga wajib mengikuti kaidah Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman Media Siber tanpa terkecuali, berita kasus wajib berimbang tanpa terkecuali, dilarang melakukan pemerasan dan dilarang berbuat kriminal ,apapun, username/ nama pengguna sesuai nama di KTP, jurnalis warga bertanggung jawab atas berita yang dibuatnya.