TERKINI
Beranda / TERKINI / Banjir Semarang-Demak, Kerugian Ekonomi Ditaksir Ratusan Miliar, Langkah Strategis Kolaborasi Walikota Semarang Dapat Pujian Wapres

Banjir Semarang-Demak, Kerugian Ekonomi Ditaksir Ratusan Miliar, Langkah Strategis Kolaborasi Walikota Semarang Dapat Pujian Wapres

Analisnews.co.id,
*Banjir Semarang-Demak, Kerugian Ekonomi
SEMARANG, – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memberikan apresiasi atas sinergi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam penanganan banjir rob di Semarang dan Demak. Apresiasi ini disampaikan usai meninjau langsung infrastruktur pengendali banjir, di tengah kondisi genangan yang mulai surut setelah hampir dua pekan melanda.

Setelah 13 hari terendam sejak 21 Oktober 2025, kondisi sejumlah wilayah Kota Semarang mulai berangsur pulih pada Senin (3/11/2025). Namun, dampak yang ditinggalkan bencana ini dinilai sangat besar, terutama terhadap sektor ekonomi dan infrastruktur kota.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menyatakan sedikitnya 32.000 warga terdampak dan aktivitas ekonomi nyaris terhenti. “Dampak yang paling berat adalah mereka tidak bisa beraktivitas untuk ekonomi sehari-hari. Mereka yang bisanya kerja sehari dapat, sehari dapat, ini tidak bisa,” ungkap Agustina, Senin (3/11/2025).

Ia memperkirakan kerugian ekonomi mencapai ratusan miliar rupiah. “Untuk estimasi selama banjir sedang dihitung, perkiraannya ratusan miliar. Mengapa begitu, karena ini ada truk misalnya, mau kirim barang, harusnya datangnya Senin, tapi nggak bisa jalan,” jelasnya.

Tinjauan Langsung dan Kolaborasi Tiga Pemerintah

Siaga Mako Piket Jaga Polsek Kapuas Kuala

Kunjungan kerja Wapres Gibran ke rumah pompa Sringin dan Kolam Retensi Terboyo pada Minggu (2/11/2025) menjadi penegas komitmen pemerintah pusat. Peninjauan serupa sebelumnya telah dilakukan Gubernur Jateng Ahmad Luthfi bersama Kepala BNPB Suharyanto untuk memastikan penanganan banjir di kawasan Kaligawe Semarang dan Sayung Demak berjalan optimal.

“Terima kasih atas kerja keras Gubernur dan jajaran dalam menangani banjir di Semarang. Ini wujud sinergi antara pemerintah pusat dan daerah,” ujar Gibran.

Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan tertulisnya melaporkan bahwa pengeringan banjir di Kaligawe tidak lepas dari kerja kolaboratif semua elemen. “Dua-tiga hari terakhir ini kami pastikan sebagian besar lokasi sudah kering dan terkendali,” ujarnya.

Dampak Multisektoral dan Kerusakan Infrastruktur

Selain ekonomi, banjir juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang memperparah kondisi. “Kerusakan infrastruktur jalan, kemudian selokan, ada berbagai macam. Bapak ibu yang seharusnya sehat menjadi sakit, itu juga sedang dihitung,” ujar Agustina.

Itwasda Polda Babel Gelar Audit Kinerja Tahap II di Polres Bangka Barat, Pastikan Pelaksanaan Tugas Transparan dan Akuntabel

Dunia pendidikan juga tak luput dari dampak. Sejumlah sekolah terpaksa meliburkan kegiatan belajar mengajar karena akses terendam air. “Kemudian mungkin ada bapak ibu guru yang nggak bisa ngajar, sekolahnya tutup, ini kerugian paling besar. Di proses pengembangan SDM jadi macet. SD Gayamsari 1 misalnya, harus libur,” jelasnya.

Pemerintah Kota Semarang masih melakukan pendataan komprehensif terhadap kerusakan dan kerugian. Agustina menegaskan pemulihan pascabencana akan menjadi prioritas, termasuk perbaikan infrastruktur dan reactivasi ekonomi masyarakat.

Strategi Penanganan Berlapis dan Infrastruktur Canggih

Suharyanto memaparkan penanganan banjir dilakukan secara berlapis:

· Jangka Pendek: Pompanisasi, evakuasi, dan pengendalian darurat.
· Jangka Menengah: Penambahan pompa, perbaikan drainase, dan pembuatan sodetan.
· Jangka Panjang: Penyelesaian sistem pengendalian banjir permanen pada 2026-2027, yang saat ini progresnya sekitar 40 persen.

Yonif 501 Kostrad Tiba di Babel, Siap Mantapkan Latihan Terintegrasi Kogab TNI

Gubernur Luthfi menekankan peran vital Kolam Retensi Terboyo seluas 189 hektare yang mampu menampung 6 juta meter kubik air. “Kerja-kerja kolaboratif ini akhirnya bisa memastikan pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu,” kata Luthfi.

Antisipasi Jangka Panjang dan Penutup

Menghadapi ancaman jangka panjang, data BAPPEDA Jateng memproyeksikan hingga 2030:

· 187.000 jiwa terancam terdampak
· 7.500 hektare lahan produktif berpotensi tergenang
· Kerugian ekonomi Rp 4,2 triliun per tahun
· 45% wilayah pesisir berisiko penurunan muka tanah 5-10 cm/tahun

Wapres Gibran menekankan pentingnya kolaborasi dan percepatan proyek strategis, termasuk giant sea wall untuk melindungi 52.000 hektare wilayah pesisir pada 2030. Ia juga menitipkan program sosial seperti MBG dan bantuan sosial untuk didistribusikan tepat sasaran.

Meski genangan surut, pemerintah mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang diperkirakan berlanjut hingga awal 2026. #KotaSemarang. #BanjirKotaSemarang. #Banjir. #WalikotaSemarang

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *