Blora – Analisnews: Pemerintah Kabupaten Blora semakin serius menyiapkan diri sebagai lumbung pangan nasional. Melalui Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4), Blora menetapkan 10 desa sebagai percontohan desa organik dan mengukuhkan 16 Duta Pangan Milenial dari seluruh kecamatan yang ada.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya strategis dalam mendukung swasembada pangan nasional sekaligus mendorong regenerasi petani melalui pelibatan generasi muda.
Pengukuhan dilakukan dalam Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan yang digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora, Rabu (16/4/2025), dan dipimpin langsung oleh Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, S.IP., M.Si. Didampingi Kepala DP4 Blora, Ngaliman, Bupati menyerahkan piagam kepada para kepala desa yang telah mendeklarasikan wilayahnya sebagai desa organik. Selain itu, piagam penghargaan juga diberikan kepada 16 pemuda sebagai Duta Pangan Milenial perwakilan dari masing-masing kecamatan.
Rakor tersebut juga dihadiri para tokoh senior di bidang pertanian, antara lain Ir. Bambang Sulistya, Ir. Sutikno Slamet, Ir. Reni Miharti, dan drh. Gundala Wijasena, MP.
Desa Organik dan Regenerasi Petani
Sepuluh desa yang ditetapkan sebagai desa organik adalah:
Desa Palon (Kec. Jepon)
Desa Andongrejo (Kec. Blora)
Desa Sidorejo, Gondel, Bajo, dan Pulo (Kec. Kedungtuban)
Desa Sumber (Kec. Kradenan)
Desa Pengkoljagong (Kec. Jati)
Desa Sendangwungu (Kec. Banjarejo)
Desa Gembyungan (Kec. Randublatung)
Sementara 16 Duta Pangan Milenial berasal dari berbagai latar belakang pertanian, mulai dari petani sayur, buah, peternak ikan, kambing hingga sapi. Mereka diharapkan menjadi motor penggerak regenerasi petani di Blora.
Berikut nama-nama Duta Pangan Milenial:
Eko Budi Sutrisno (Ds. Randulawang, Kec. Jati)
Fredy Fajar Kusuma (Ds. Gembyungan, Kec. Randublatung)
Sriyanto (Ds. Sumber, Kec. Kradenan)
Lib Zendra (Ds. Panolan, Kec. Kedungtuban)
Suyono Windartanto (Ds. Tambakromo, Kec. Cepu)
Ahmad Adiwijaya (Ds. Gadu, Kec. Sambong)
Nyarianto (Ds. Nglebur, Kec. Jiken)
Saiful Saputra (Ds. Karang, Kec. Bogorejo)
M. Sobri (Ds. Gedangdowo, Kec. Jepon)
Faridz Husain (Ds. Andongrejo, Kec. Blora)
M. Alhilal Yuliyanto (Ds. Klopoduwur, Kec. Banjarejo)
M. Arif Prabowo (Ds. Tambahrejo, Kec. Tunjungan)
M. Ridwan (Ds. Talokwohmojo, Kec. Ngawen)
M. Al Haffiz (Ds. Ngrambitan, Kec. Japah)
Supar (Ds. Sambiroto, Kec. Kunduran)
Rahmat Mujahidin (Ds. Ngumbul, Kec. Todanan)
Dari Inovasi ke Aksi Nyata
Kepala DP4 Blora, Ngaliman, menyebut program desa organik tidak hanya fokus pada peningkatan kualitas produksi pertanian, tetapi juga mengedepankan prinsip keberlanjutan lingkungan. Salah satu inovasi yang terus dikembangkan adalah program “Sejuta Kotak Umat”, yaitu pemanfaatan kotoran ternak menjadi pupuk organik.
“Program ini akan kami perluas dengan menggandeng Babinsa di masing-masing desa. Potensi peternakan di Blora besar, dan kotoran ternak bisa menjadi sumber daya penting bagi pertanian organik,” jelas Ngaliman.
Ngaliman juga menyampaikan bahwa produksi padi di Kabupaten Blora telah mencapai 630 ribu ton, menempatkan Blora di posisi keenam tertinggi di Jawa Tengah. Capaian luas tanam pada musim tanam kedua pun telah melampaui target, dari yang ditetapkan 20 ribu hektare menjadi 25.475 hektare.
“Berkat kerja keras semua pihak, dua tahun berturut-turut Blora ditetapkan sebagai Kabupaten Terinovatif berkat inovasi pertanian seperti program Kotak Sejuta Umat dan pengembangan Petani Milenial,” tambahnya.
Komitmen Pemerintah Daerah
Bupati Blora, Arief Rohman, memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung program ini. Ia berharap keberadaan desa organik bisa menular ke desa-desa lain di sekitarnya, dan potensi pertanian Blora dapat terus dikembangkan.
“Terima kasih kepada para kepala desa yang telah bersedia menjadi pelopor desa organik. Kami berharap Pertamina Foundation juga bisa memperluas pendampingan ke lebih banyak desa, seperti yang telah dilakukan di Desa Bajo dan Sidorejo,” ujar Bupati.
Pemerintah daerah juga tengah menyiapkan pendirian Politeknik Agro Industri guna mencetak SDM unggul di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
Bupati juga menekankan pentingnya pendataan alat mesin pertanian, benih, dan pupuk agar bisa diajukan ke Kementerian Pertanian. Selain itu, Dinas PUPR diminta untuk memastikan fungsi irigasi berjalan optimal guna mendukung hasil panen maksimal.
“Terkait petani milenial, saya sangat mendukung penuh. Regenerasi petani adalah keniscayaan, dan Blora harus siap menyambut masa depan pertanian yang sehat, inovatif, dan menguntungkan,” tutup Arief Rohman.